Surabaya, memorandum.co.id - Saat Covid-19 terus bermutasi, varian baru yang dijuluki 'Eek' oleh para ilmuwan, kini telah muncul di Jepang. Monitoring surveilans dipercaya menjadi salah satu cara menghadapi mutasi E484K. Pakar Imunologi Unair Dr Agung Dwi Wahyu Widodo mengatakan, bahwa mutasi E484K dikenal dapat mengurangi perlindungan vaksin. Oleh sebab itu, Agung menegaskan kepada masyarakat untuk lebih waspada terhadap munculnya mutasi Sars-CoV-2. Agung memaparkan salah satu cara menghadapi Varian E484K adalah dengan monitoring surveilans terutama pada kasus yang ada di masyarakat. Kemudian melakukan surveilans epidemiologi kasus yang dicurigai terhadap adanya anomali pada daerah tertentu dengan deteksi kasus pada Varian E484K. "Untuk melancarkan hal itu diperlukan koordinasi dengan pihak terkait terutama pemerintah dan rumah sakit. Tujuannya untuk mempersiapkan adanya kemungkinan kejadian luar biasa yang tidak diinginkan," ujar dokter di RSUD Dr Soetomo Surabaya itu. Selain itu, sarana dan pra sarana juga perlu disiapkan untuk mengakomodasi seandainya terjadi peningkatan kasus. Vaksinasi juga harus dilakukan lengkap serta edukasi terkait 5M harus terus digencarkan. Menurut Agung, koordinasi terkait surveilans bersama WHO juga perlu diupayakan. “Ini perlu dilakukan terutama pada epidemiologi Covid-19, derajat keparahan, efektivitas di kesehatan masyarakat, dan sosial. Juga pada terapi dan proses vaksinasi yang harus kita lakukan di masyarakat,” tegas Agung. Sementara itu, Ia menyampaikan bahwa selama virus masih terus menginfeksi manusia, mutasi Sars-CoV-2 akan tetap berlanjut. Artinya, bahaya masih mengancam. Masyarakat diimbau mempertahankan 5M, memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilisasi. “Mutasi apapun memang berbahaya. Tapi mau mutasi bagaimana pun, cara mencegahnya sama, yaitu dengan 5M,” beber Agung. (mg-1/fer)
Monitoring Surveilans Cara Menghadapi Mutasi Covid-19
Selasa 13-04-2021,21:02 WIB
Editor : Ferry Ardi Setiawan
Kategori :