Untag Surabaya Perguruan Tinggi Pertama yang Ikuti Vaksinasi Covid-19

Jumat 05-03-2021,11:18 WIB
Reporter : Aziz Manna Memorandum
Editor : Aziz Manna Memorandum

Surabaya, memorandum.co.id - Sejak Januari 2021, program vaksinasi gratis telah diberikan secara bertahap dalam upaya pengentasan pandemi Covid-19. Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya sebagai salah satu institusi yang bergerak dalam bidang pendidikan dan pelayanan publik turut serta mendukung program vaksinasi. Itu dilakukan baru-baru ini (4/3) yang diikuti oleh beberapa dosen dan karyawan pada rentang usia lanjut. Proses vaksinasi tahap I yang bertempat di Puskesmas Menur Pumpungan kemudian berjalan lancar dengan penerapan prokes ketat. Saat ditemui di ruangannya oleh Memorandum.co.id, Rektor Untag Surabaya, Dr. Mulyanto Nugroho, MM., CMA., CPA menuturkan bahwa Untag Surabaya menjadi perguruan tinggi pertama di Kota Surabaya yang mengikuti program vaksinasi. “11 Februari lalu kami mendapat surat dari Dinas Kesehatan Kota Surabaya untuk mengirimkan data dosen dan tenaga kependidikan karena perguruan tinggi masuk dalam pelayanan publik. Vaksin direncanakan bulan ini dan bulan depan,” ungkapnya, Jumat (5/3/2021). Cak Nug, sapaan akrabnya Rektor Untag Surabaya ini tak lupa mengapresiasi langkah Presiden Jokowi dalam menggratiskan upaya vaksin. “Presiden berharap Juli sudah siap perkuliahan luring. Jadi vaksinasi ini penting, apalagi Untag Surabaya kan melibatkan 14.000 sivitas akademika," bebernya. Adapun vaksinasi tahap pertama Untag Surabaya tersebut tuntas diikuti oleh 83 dosen dan karyawan. Terpisah, dr. Dini Oktavia selaku Penanggung Jawab Vaksinasi Puskesmas Menur Pumpungan mengatakan bahwa program vaksinasi akan terus berlanjut bagi dosen dan karyawan lainnya. “Vaksinasi gratis memang khusus lansia, ada 83 orang dari Untag (Surabaya). Untuk yang berusia di bawah 59 maka akan dijadwalkan kemudian," tuturnya. Lebih lanjut, Dini menyebut, bagi mereka yang telah divaksin harus tetap menjaga protokol Kesehatan, “Tidak menutup kemungkinan orang yang sudah divaksin bisa kena (Covid-19), meski tidak parah. Jadi tetap harus menerapkan prokes 5 M," tegasnya. Sementara itu, Drs. Herlan Pratikto, M.Si., Psikolog yang menjadi salah satu penerima vaksin salut akan prosedur yang ditetapkan. “Ada meja untuk riwayat penyakit jadi diperiksa dengan baik," ujarnya. Dosen Fakultas Psikologi ini menilai bahwa divaksin tidak seperti yang dibayangkan banyak orang. “Tidak sakit sama sekali. Hanya 1 kali suntik, sebentar sekali. Setelah itu diminta menunggu 30 menit untuk melihat reaksi, jika ada perubahan ditindaklanjuti. Setelah itu mendapat sertifikat untuk kemudian kembali (vaksinasi) lagi," paparnya. (mg3)

Tags :
Kategori :

Terkait