PMI Surabaya Berikan Penghargaan kepada Penggerak Donor Darah

Senin 30-11-2020,20:36 WIB
Reporter : Ferry Ardi Setiawan
Editor : Ferry Ardi Setiawan

Surabaya, memorandum.co.id - PMI Surabaya menggelar acara pemberian penghargaan kepada penggerak donor darah dan media massa di Jalan Embong Ploso, Senin (30/11/2020). Dalam acara tersebut, beberapa tamu yang hadir di antaranya perguruan tinggi negeri (PTN), media massa, dan dinas. PMI juga mengenalkan beberapa obat yang akan diberikan kepada masyarakat khususnya Surabaya. Seperti halnya convalescent plasma adalah pemberian plasma darah dari orang yang telah sembuh dari Covid-19. PMI juga tidak menggunakan sistem jemput bola, karena PMI tidak berani atau memaksa masyarakat untuk mendonorkan darah tersebut. Mayoritas masyarakat tidak berkenan untuk mendonorkan. Dalam masa pendonoran darah tersebut, ada beberapa yang tidak lulus seleksi untuk diambil plasma. "Kadang - kadang datang lima orang tidak ada yang lulus. Datang tujuh orang juga tidak ada yang lulus seleksi untuk diambil convalescent plasma," kata Wakil Ketua I PMI Surabaya Ir Tri Siswanto MM. Sementara itu, Kabag Pelayanan dan Humas UTD PMI Kota Surabaya Martono Adi Triyogo MM, menambahkan, bahwa adanya tes kesehatan yang dilakukan oleh PMI itu sendiri dilihat dari antibodi pendonor paling sedikit seper 160. Setiap orang yang mempunyai daya tahan tubuh yang bagus tergantung dari diri masing-masing. "Beberapa hari yang lalu itu dari 21 orang  yang bisa diambil lima orang. Ternyata setelah dilihat dari lima orang ini ternyata yang bisa diambil adalah di mana isolasinya cukup lama sekali, mungkin karena lama pembentukan antibodinya akhirnya menjadi banyak." ujar Martono. Sehingga, lanjut Martono, permintaan masyarakat saat ini masih belum terpenuhi hari ini kurang lebih 50 orang. Tidak hanya Surabaya melainkan luar kota juga banyak. Sementara itu, pembuatan convalescent plasma hanya ada di Surabaya, Sidoarjo, dan Malang. "PMI Surabaya juga memiliki lima alat untuk penanganan. PMI berharap Covid-19 ini secepatnya hilang dari Indonesia dan juga memberatkan untuk PMI, dinas kesehatan, dan masyarakat," pungkas Martono. (x-3/fer)

Tags :
Kategori :

Terkait