Cegah Banjir, Kali Lamong bakal Diperlebar

Kamis 09-05-2019,15:33 WIB
Reporter : Agus Supriyadi
Editor : Agus Supriyadi

SURABAYA - Banjir melanda sejumlah kabupaten dan kota di Jawa Timur beberapa hari terakhir. Kejadian itu tak lepas dari kondisi sejumlah sungai besar yang menurun. Pemerintah sebenarnya sudah melakukan sejumlah pencegahan, tapi belum optimal. Belum optimalnya penanganan banjir tersebut disebabkan beberapa hal. Tak hanya soal pendanaan, tapi juga problem teknis lainnya. Di Jatim sendiri, ada sejumlah sungai yang selama ini jadi pemicu banjir. Misalnya daerah aliran sungai (DAS) Bengawan Solo. Aliran sungai tersebut menjadi penyebab banjir di wilayah Mataraman hingga Pantura. Ada Kali Lamong yang menjadi sumber banjir tahunan di wilayah Mojokerto, Gresik, dan Surabaya. Kepala Dinas PU Sumber Daya Air (PU SDA) Jatim, Abduh M Mattalitti,  mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) untuk mempercepat normalisasi Kali Lamong. “Normalisasi perlu dipercepat agar daerah di kawasan Kali Lamong tidak melulu digenangi banjir setiap musim hujan tiba. Selain itu, tahun ini pemerintah pusat telah menganggarkan perluasan Kali Lamong 103 kilometer ini sebesar Rp 900 miliar, " ungkap dia. Abduh M Mattalitti menjelaskan  perluasan Kali Lamong yang dimulai dari hulu Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Lamongan, Kota Surabaya, dan berhilir di Kabupaten Gresik ini, secara anggaran dan teknis sudah disiapkan oleh pemerintah pusat. Sedangkan dari segi pembebasan tanah dan sosialnya diserahkan ke pemerintah provinsi maupun kabupaten. "Yang jelas pembebasan lahan itu nantinya untuk diperuntukan pelebaran sungai Kali Lamong menjadi sekitar 70-100 meteran.  Sedangkan untuk pintu air pembagian debit air sungai, sebelumnya ada tiga, nantinya menjadi lima pintu air pada tahun ini," tutur Abduh M Mattalitti diwakili Kabid Pengolaan Sumber Daya Air Rudi Noviyanto di ruang Bedadung Dinas PU SDA Jatim, Kamis (9/5). Selain itu, lanjut Rudi Noviyanto, banjir juga terjadi di Kali Kemuning (wilayah Madura) hingga Kali Welang yang jadi pemicu banjir di wilayah tapal kuda. Sejatinya pemerintah sudah berencana membenahi sungai-sungai itu. Namun, sejauh ini cukup banyak kendala yang membuat rencana tersebut butuh waktu panjang. "Sebenarnya kami bersama pemerintah pusat dan kabupaten/kota sudah melakukan penanganan," jelas Rudi. Misalnya penanganan di Kali Kemuning yang selama ini menjadi penyebab banjir di wilayah Sampang. Rudi mengaku, dalam jangka pendek pemprov sudah melakukan normalisasi dan perbaikan badan sungai. Selain menyiapkan lima pompa air untuk mempercepat surutnya genangan air di Sampang. Dinas PU SDA Jatim juga menyiapkan 20 alat berat yang sudah standby di depo Sidoarjo milik Dinas PU SDA Jatim. "Kami juga melakukan monitoring di lokasi banjir tersebut. Namun ketika pascabanjir ada tanggul yang jebol paling tidak minimal ada penanganan pertama, yakni akan kita tambal tanggul tersebut. Minimal kami ada upaya melakukan penanganan paskahbanjir tersebut. Meski pun penanganan itu berada pada kewenangan pemerintah pusat langsung," pungkasnya.(x/udi)

Tags :
Kategori :

Terkait