Rujukan Berita Kriminal

Minggu 11-11-2018,13:55 WIB
Reporter : Agus Supriyadi
Editor : Agus Supriyadi

SURABAYA - Pada 12 November 2018 ini, Surat Kabar Harian (SKH) Memorandum memperingati hari ulang tahun (HUT) yang ke-49 tahun. Rektor Universitas Airlangga (Unair) Prof Dr Mohammad Nasih SE, Mt, Ak, CMA, pun ikut memberikan ucapan selamat. Ucapan tersebut disampaikan guru besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis itu pada, Rabu (31/10) sore. "Selamat ulang tahun yang ke-49, semoga menjadi media yang cerdas dan memiliki misi edukasi," kata Prof Nasih sapaan akrab Rektor Unair. Selain ucapan tersebut, Prof Nasih juga menceritakan tentang Memorandum yang selama ini dikenal sebagai media cetak kriminal terbesar di Jawa Timur (Jatim). Menurut dia, jika mendengar Memorandum pasti berbau kriminal. “Dari dulu, jika ada kejadian atau isu kriminal pasti ingat, dan terbayang Memorandum. Pasti masyarakat akan lebih memilih dan merujuk Memorandum,” ucap Prof Nasih. Sementara itu, terkait pemberitaan di Memorandum, menurut orang nomor satu di Unair ini, semua tergantung jenis dari pemberitaannya. Namun, lanjut Prof Nasih, pertanyaan berikutnya dengan berita-berita tersebut apakah nanti bisa mengedukasi masyarakat, dan pembaca. Atau justru pembaca sebaliknya meniru perilaku dari berita kriminal yang dibaca. “Tentunya Memorandum harus dibingaki dengan baik. Jangan sampai mereka yang semula tidak memakai narkoba, setelah baca Memorandum yang diberitakan hukuman hanya ini dan lain-lain, kemudian justru jadi pelaku. Atau yang dulu tidak berani curanmor, membaca Memorandum malah melakukan itu,” kata Prof Nasih bernada tanya. Masih kata Prof Nasih, terkait pemberitaan kriminal tentunya harus dipertimbangkan, dan tidak semua berita kriminal harus dimunculkan dengan sedemikian dalam tanda kutip, vulgar. “Aspek vulggar selalu teringat di Memorandum,” ungkap Prof Nasih. Selama ini, setiap hari Memorandum menerbitkan 20 halaman pemberitaan. Diantaranya halaman tersebut berisi berita hukum dan kriminal, isu kota Surabaya, olahraga, nasional, politik dan ekonomi bisnis (eksbis), dan daerah-daerah di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Namun salah satu  konten yang disenangi Prof Nasih adalah olahraga. “Jadi jika yang umum-umum saja, sesuai dengan kondisi saya, bahwa agak malas baca berita kontradiktif atau negatif,” pungkas dia. Lanjut Prof Nasih, dirinya lebih memilih pemberitaan olahraga karena bisa dibaca dalam kondisi dan situasi kapanpun. Sebab, dengan mengikuti pemberitaan yang sifatnya negatif itu membuat pikiran tidak fress. “Karena berita olahraga dibaca lebih enak. Pada situasi pemilu juga enak, kampanye, waktu ada masalah juga masih enak dibaca,” ucap Prof Nasih sembari tersenyum. Banyaknya isu hoax pada akhir-akhir ini yang tersebar di kalangan masyarakat luas, pada HUT ke 49, SKH Memorandum mengambil tagline “semangat baru anti hoax”, itu ditanggapi Rektor Unair dengan baik. “Di koran-koran seperti Memorandum saya yakin itu bukan berita hoax. Sebab itu ada proses, dan verifikasi sebelum pemberitaan diterbitkan. Selain itu, pasti tidak hanya satu sumber dan litelaturnya pasti banyak di koran kriminal,” tutur Prof Nasih. Menurut dia, di HUT Memorandum ke 49 dan sebentar lagi masuk usia 50 tahun yang itu sudah masuk usia emas. Pihaknya yakin Memorandum akan terus melangkah dan tidak memberitakan hoax. Dia berharap, jangan terlalu vulgar, sebab jika pemberitaan terlalu vulgar tidak terlalu banyak mendidik masyarakat. Cenderung orang akan justu meniru karena ada istilah demostratif efek. Pada usia ke 49 tahun, dia berpesan kepada Memoardum agar berani mengambil segmen dimana informasi-informasi dari media sosial (medsos) atau online, tidak banyak yang muncul dan tidak banyak diketahui. Sebab, diketahui era modern, masyarakat sekarang banyak yang meninggalkan informasi berbasis kertas (Koran, red). “Saya yakin jika mengambil segmen itu, Memorandum sekaligus bisa mengcounter beberapa informasi yang sesunggunya hoax di luar. Tentu bobot edukasi dari pemberitaan muncul. Sebab sesungguhnya media juga sama misinya dengan kita semua bagaimana mengedukasi pembacanya,” tutup Prof Nasih. (alf/pi)    

Tags :
Kategori :

Terkait