KAI Ajak Relawan Ingatkan Keselamatan Perlintasan Kereta Api

Minggu 15-11-2020,20:09 WIB
Reporter : Ferry Ardi Setiawan
Editor : Ferry Ardi Setiawan

Tulungagung, memorandum.co.id - Berdasarkan data milik KAI Daerah Operasi (DAOP) VII Madiun, hingga September jumlah peristiwa kecelakaan kereta api (KA) dengan kendaraan di perlintasan kereta sebanyak 38 kasus. Kendati jumlah itu menurun dibandingkan di periode sama pada 2019, namun tidak membuat KAI DAOP VII Madiun bisa bersantai. Sebab, penurunan ini hanya imbas dari berkurangnya pelayanan akibat pandemi Covid-19. Humas DAOP VII Madiun Ixfan Hendriwinoto menerangkan, salah satu cara yang ditempuh untuk meminimalkan terjadinya kecelakaan adalah menggalakkan sosialisasi, dan menutup cikal bakal perlintasan kereta api ilegal. Sejak Januari 2020 hingga saat ini, jelas Ixfan, pihaknya sudah menutup 39 titik cikal bakal perlintasan kereta api ilegal, yang membentang dari Madiun hingga Blitar. "Sudah ada 39 cikal bakal perlintasan kita tutup dari Januari 2020 kemarin," terangnya, Minggu (15/11/2020). Pihaknya mencontohkan, cikal bakal tersebut merupakan perlintasan kereta api yang memiliki lebar kurang dari dua meter. Dan jika tidak segera ditutup, semakin lama ukuran perlintasan akan terus bertambah, sehingga kendaraan yang melintas juga semakin banyak, kemudian berpotensi terjadi kecelakaan. "Kalau tidak ditutup nanti biasanya akan melebar. Awalnya cukup satu motor, terus dibuka lagi dua motor, terus dibuka lagi bisa-bisa jadi jalan kendaran roda empat," paparnya. Untuk sosialisasi seperti dilakukan pada Minggu ini, pihak KAI menggandeng Railfans Kota Marmer. Yaitu komunitas yang peduli dengan perkeretaapian di Tulungagung. Sosialisasi sengaja dilakukan di perlintasan yang berpalang pintu. Itu karena, potensi kecelakaan tidak hanya terjadi di perlintasan tanpa palang pintu. Kecerobohan pengguna jalan juga bisa memicu terjadinya kecelakaan di perlintasan yang berpalang pintu dan berpenjaga. "Makanya kami sosilasisasikan di perlintasan yang ada palang pintunya juga, karena potensi kecelakaan bisa terjadi di perlintasan dengan palang pintu," ucapnya. Di tempat sama, Ketua Komunitas Railfan Kota Marmer Prasduwi menyebut, sekitar 20 anggotanya dilibatkan membantu sosialisasi ini. Tujuannya meminimalkan potensi terjadinya kecelakaan lalu lintas di perlintasan kereta api. "Kita juga dilibatkan untuk melayani penumpang saat membutuhkan informasi. Bahkan saat pos Natal dan tahun baru seperti biasa, termasuk mensosialisasikan keselamatan seperti ini agar tidak ada lagi kecelakaan lalu lintas," pungkasnya. (fir/mad/fer)

Tags :
Kategori :

Terkait