Surabaya, Memorandum.co.id-Mematangkan strategi pertempuran pilkada di 19 kabupaten/kota di Jawa Timur, DPD PDI Perjuangan memperkuat tim siber untuk melawan hoax. Upaya ini adalah kesabaran revolusioner dalam perang udara.
Kepala Badan Pemenangan (BP) Pemilu DPD PDIP Jatim Deni Wicaksono mengatakan DPD PDI Perjuangan Jawa Timur menggodok pasukan udara untuk menangkal berbagai serangan dan kampanye hitam jelang pelaksanaan Pilkada 9 Desember mendatang.
”Kami mematangkan skema pemenangan udara. Pasukan siber di 19 kabupaten/kota yang sudah jalan semakin kami mantapkan," terang Deni Wicaksono
Lanjut Deni Wicaksono, tim media siber dari 19 kabupaten/kota di Jatim yang menghelat Pilkada ditempa mematangkan strategi di Wisma Perjuangan PDIP Jatim di Kota Batu selama tiga hari, mulai Jumat hingga Minggu (23-25/10/2020). Pelatihan dibuka Wakil Ketua PDIP Jatim yang juga Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko.
" Karena serangan dan kampanye hitam menjurus pada hoaks serta fitnah mulai gencar diarahkan kepada calon yang diusung PDI Perjuangan,” tegas dia.
Anggota DPRD Jawa Timur ini menegaskan,
menghadapi Pilkada 2020, pihaknya memadukan kerja pemenangan di darat dan udara. Untuk tim di darat, BP Pemilu PDIP Jatim telah menggodok para manajer kampanye dan berbagai instrumen pemenangan di lapangan.
Deni mengatakan, serangan serta kampanye hitam yang dilancarkan ke kandidat dari PDIP tak lain karena kandidat dari partai banteng terus menuai simpati dan antusiasme warga.
Menurut Deni, berkat rekam jejak dan ketulusan bekerja untuk warga, banyak kandidat dari PDI Perjuangan terus mendapat dukungan publik. ”Itu rupanya yang membuat pihak tertentu mencoba menggagalkan kemenangan rakyat melalui PDI Perjuangan. Tugas pasukan udara adalah mengadvokasi hal ini di media sosial,” paparnya.
Pesta demokrasi di udara, lanjut Deni, harus dirayakan dengan adu program, adu visi, adu data, bukan informasi bohong. ”Kita semua diajarkan oleh Ketua Umum Ibu Megawati Soekarnoputri untuk tidak membalas serangan bohong dengan serangan bohong. Stay cool. Kesabaran revolusioner dalam perang udara kita wujudkan dengan berjuang melawan hoaks dengan data dan fakta,” ujarnya.
Politisi muda itu memotivasi seluruh peserta agar setelah pelatihan segera turun ke lapangan di kabupaten/kotanya masing-masing untuk membantu pemenangan dan mengadvokasi melalui media sosial atau yang disebut perang udara.
Seluruh peserta ketika kembali ke daerahnya masing-masing mampu untuk membuat perubahan. ”Di antaranya bisa menyampaikan informasi yang benar lewat media sosial terkait banyaknya berita hoax yang dipublikasikan berulang-ulang,” pungkas alumnus Universitas Airlangga Surabaya tersebut. (day/gus)