Petakan Kekuatan Hadapi PON Bela Diri 2026, KONI Jatim Inventarisasi Atlet pada Januari

Selasa 23-12-2025,18:31 WIB
Reporter : Endradi
Editor : Aris Setyoadji

SURABAYA, MEMORANDUM.DISWAY.ID – KONI Jawa Timur mulai memetakan kekuatan delapan cabang olahraga bela diri yang akan tampil pada PON Bela Diri 2026 di Manado dengan melakukan inventarisasi atlet sebagai tahap awal persiapan, Selasa 23 Desember 2025.

Langkah ini dilakukan bukan melalui seleksi terbuka, melainkan pemetaan internal terhadap potensi dan prospek atlet yang dinilai memiliki peluang prestasi pada delapan cabor, yakni tinju, hapkido, anggar, kabaddi, IBC MMA, kickboxing, muaythai, dan kurash.


Mini Kidi--

Dari delapan cabor tersebut, lima di antaranya menjadi perhatian khusus karena dinilai belum maksimal dan minim pengalaman multievent, yakni tinju, hapkido, anggar, kabaddi, dan IBC MMA.

Sementara itu, muaythai, kickboxing, dan kurash dinilai lebih matang karena memiliki rekam jejak prestasi, sehingga lima cabor lainnya membutuhkan pemetaan potensi yang lebih cermat, realistis, dan terukur.

BACA JUGA:Ratusan Atlet Ramaikan Kejuaraan Kabaddi Piala KONI Surabaya 2025, Arderio Hukom Optimistis Tatap Porprov 2027

Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi KONI Jawa Timur, Dudi Harjantoro, mengatakan bahwa tahap awal persiapan difokuskan pada inventarisasi atlet yang direncanakan berlangsung pada awal Januari 2026.

“Yang kita lakukan bukan seleksi, tetapi inventarisasi atlet. Kita akan memanggil delapan cabor untuk mendata siapa saja atlet yang benar-benar berpotensi, terutama peraih emas dan perak pada PON sebelumnya,” ujar Dudi.

BACA JUGA:Bangkit dari Tumor Mata, Siswa MI Al Karim Surabaya Naik Podium Piala KONI 2025

Menurutnya, pendekatan tersebut krusial agar pengiriman atlet lebih efektif dan berbasis peluang medali, khususnya bagi cabor yang belum memiliki pengalaman kuat di ajang PON Bela Diri.

“Untuk cabor yang belum maksimal, kita akan lihat apakah bisa dikembangkan secara cepat. Waktunya hanya sekitar empat bulan. Kalau tidak memungkinkan, ya tidak kita kirim,” tegasnya.

Ia mencontohkan capaian KONI Jatim pada PON Bela Diri 2025 di Kudus, Jawa Tengah, yang hanya mengirim 79 atlet namun berhasil meraih 62 medali, dengan tingkat efektivitas lebih tinggi dibandingkan provinsi lain.

BACA JUGA:Persani Surabaya Gelar Kejuaraan Senam Piala KONI

“Artinya, efektivitas jauh lebih penting. Kita tidak akan mengirim satu cabor dengan jumlah penuh di setiap kelas. Semua disesuaikan dengan potensi dan peluang medali,” jelasnya.

Setelah inventarisasi rampung, KONI Jatim akan menentukan jumlah atlet, kebutuhan anggaran, serta jadwal latihan intensif atau pemusatan latihan daerah.

“Paling telat latihan intensif dimulai empat bulan sebelum pertandingan, sekitar Februari atau Maret, tergantung anggaran dari pemerintah provinsi. Dari sisi kesiapan atlet, Jawa Timur siap,” pungkas Dudi. (epe)

Kategori :