Tiga Inovasi Lamongan Masuk Finalis Kovablik Jawa Timur 2025

Kamis 27-11-2025,18:16 WIB
Reporter : Syaiful Anam
Editor : Aris Setyoadji

LAMONGAN, MEMORANDUM.CO.ID – Tiga inovasi pelayanan publik milik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lamongan berhasil melaju sebagai finalis Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KOVABLIK) Provinsi Jawa Timur Tahun 2025.

Ketiga inovasi tersebut yakni Posyandu Kucing dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, Megilan Entrepreneur (Megpreneur) oleh Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, serta Disabilitas Mandiri Terlindungi (Tas Mantri) yang digagas Puskesmas Turi.


Mini Kidi--

Seluruh inovasi ini membawa misi peningkatan kualitas layanan publik: mulai mendekatkan layanan kesehatan hewan secara gratis dan rutin, meningkatkan daya saing UMKM melalui inkubasi terstruktur, hingga memperkuat layanan kesehatan bagi penyandang disabilitas melalui pemberdayaan keluarga sebagai caregiver di rumah.

Bupati Lamongan Yuhronur Efendi menegaskan seluruh inovasi tersebut telah selaras dengan RPJMD, 15 program prioritas, Renstra, RIPJ-PID, hingga RKPD.

BACA JUGA:Paguyuban Nelayan Pertanyakan Kejelasan Laporan Dugaan Penjualan Tanah Negara di Weru Lamongan

“Tujuannya satu: memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat sekaligus nilai tambah ekonomi,” ujar Bupati saat memaparkan inovasi Posyandu Kucing secara daring dari Ruang Command Center Pemkab Lamongan lantai 3, Kamis 27 November 2025.

Pada inovasi Posyandu Kucing, Pemkab Lamongan telah menyiapkan 1 UPT Puskeswan dan 9 Puskeswan lengkap dengan dokter hewan dan paramedis veteriner. Hingga kini 937 hewan telah mendapatkan layanan seperti vaksin rabies, pemeriksaan kesehatan, obat cacing, sterilisasi, hingga layanan bernilai ekonomis lainnya.

BACA JUGA:Pemanfaatan Energi Terbarukan, Pionir Ramah Lingkungan di Lamongan

“Ini bukan hanya untuk hewan peliharaan, tapi juga hewan liar. Dengan meningkatnya gaya hidup pecinta hewan, UMKM pet care juga bisa tumbuh. Bahkan bisa kita arahkan ke KDMP,” tambah Bupati yang akrab disapa Pak Yes.

Adapun inovasi Megpreneur menunjukkan dampak ekonomi signifikan. Rata-rata omzet peserta inkubasi naik dari Rp3,5 juta (2022) menjadi Rp4,5 juta (2023) dan Rp5,8 juta (2024). Program ini membina 155 tim pada sektor agribisnis, kuliner, fesyen, industri kreatif, pariwisata, hingga jasa.

BACA JUGA:Lamongan Raih Penghargaan Bergengsi IKK Award 2025 Tingkat Nasional

Sementara itu, inovasi Tas Mantri menjalankan layanan Home Care Service (HCS) dua kali seminggu, pelatihan caregiver dua kali setahun, serta penyaluran alat bantu kesehatan seperti tensimeter, alat mobilisasi, dan peralatan laboratorium sederhana kepada 15 penerima per tahun.

Ketiga inovasi tersebut menunjukkan komitmen Lamongan memperkuat kualitas pelayanan publik sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat. (*/pul)

Kategori :