Hari Guru 2025, DPRD Surabaya Tekankan Urgensi Perlindungan dan Kesejahteraan Pendidik

Selasa 25-11-2025,14:11 WIB
Reporter : Arif Alfiansyah
Editor : Fatkhul Aziz

SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Peringatan Hari Guru Nasional (HGN) tahun 2025 yang jatuh pada Selasa 25 November 2025 menjadi momentum krusial untuk mengevaluasi kondisi pendidikan di Kota Pahlawan. 

Anggota Komisi D DPRD Kota Surabaya, Ajeng Wira Wati, mengingatkan pemerintah daerah bahwa kesejahteraan dan perlindungan guru harus menjadi prioritas utama dalam pembangunan sumber daya manusia.

BACA JUGA:Sambut Hari Guru, Perpustakaan Unugiri Gelar Bedah Buku Karya Alumni


Mini Kidi--

Legislator yang juga menjabat sebagai Ketua Fraksi Gerindra DPRD Surabaya ini menegaskan, tantangan pendidikan di kota metropolitan seperti Surabaya semakin kompleks. 

Oleh karena itu, perhatian serius terhadap kebutuhan para pendidik tidak bisa ditawar lagi. Ajeng menilai, guru memegang peran yang sangat strategis dalam membentuk karakter dan kecerdasan generasi muda. Konsekuensinya, pemenuhan hak-hak mereka mulai dari perlindungan sosial, peningkatan insentif, hingga kepastian jenjang karier bagi guru honorer harus terus diperkuat dan direalisasikan.

BACA JUGA:Hadapi Cuaca Ekstrem, DPRD Surabaya Desak Mitigasi Diperketat hingga Kelurahan

“Guru adalah garda terdepan pendidikan. Mereka tidak hanya mengajar, tetapi menanamkan nilai dan membentuk karakter generasi masa depan. Sudah sewajarnya pemerintah meningkatkan perlindungan serta kesejahteraan mereka,” tegas Ajeng, Selasa (25/11/2025).

Selain menyoroti aspek kesejahteraan, Ajeng juga menekankan pentingnya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) guru. 

Ia mendorong pemerintah untuk memfasilitasi pelatihan dan pengembangan kompetensi secara berkala agar para pendidik mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan metode pembelajaran modern.

BACA JUGA:Monitor Pusat Kendali Kota Banyak yang Mati, DPRD Surabaya Minta Pengawasan Tidak Terganggu

Kendati demikian, Ajeng memberikan catatan penting bahwa inovasi pendidikan tidak boleh menggeser peran fundamental guru dalam membangun moral dan integritas siswa.

“Teknologi hanyalah alat. Jiwa pendidikan tetap berada dalam interaksi langsung antara guru dan murid. Itu tidak tergantikan,” imbuhnya.

Ajeng berharap peringatan Hari Guru Nasional 2025 tidak berhenti sebatas seremonial tahunan. Momentum ini harus dimanfaatkan oleh pemerintah dan masyarakat untuk memperbarui komitmen bersama dalam memperkuat ekosistem pendidikan yang lebih manusiawi dan mensejahterakan.

BACA JUGA:Ketua Komisi A DPRD Surabaya Soroti Prostitusi Terselubung dan Desak Pemkot Bertindak Tegas

Kategori :