Bayang-Bayang Dolly

Kamis 20-11-2025,07:17 WIB
Reporter : Muhammad Ridho
Editor : Muhammad Ridho

Catatan: Muhammad Ridho

Dolly. Nama itu seharusnya hanya menjadi legenda, sebuah bab yang tertutup rapat dalam buku sejarah sosial di Surabaya.

Sebuah nama yang pernah menjadi gumam rahasia, sebuah palung kehidupan yang tenggelam dalam riuh malam.

BACA JUGA:Setelah Moroseneng Giliran Prostitusi Dolly Digerebek Polisi, Satu PSK Dibawah Umur Terciduk


Mini Kidi--

Namun kini, namanya tidak benar-benar tenggelam, kegelapan itu kembali menampakkan diri di jantung Kota Pahlawan.

Setelah penutupan pada 18 Juni 2014, di bawah kepemimpinan Wali Kota Tri Rismaharini. 

Penutupan itu mengubah Dolly, yang disebut-sebut sebagai lokalisasi terbesar di Asia Tenggara, berhasil memberikan solusi ekonomi halal bagi warganya.

BACA JUGA:Wali Kota Eri Akui Kesulitan Berantas Prostitusi Terselubung di Moroseneng Surabaya

Kini, Isu kembalinya praktik prostitusi di kawasan eks Dolly, terus menjadi bayang-bayang.

Pada pertengahan November 2025, Satuan Samapta Polrestabes Surabaya melakukan penggerebekan di eks lokalisasi Dolly (Putat Jaya Timur).

Dalam operasi tersebut, aparat berhasil mengamankan Pekerja Seks Komersial (PSK) dan muncikari.

BACA JUGA:Moroseneng oh Moroseneng

Hasil penggerebekan oleh petugas keamanan ini menegaskan bahwa praktik itu tidak murni hilang, hanya berpindah mode menjadi prostitusi online dan terselubung di tempat-tempat indekos, yang lebih sulit diawasi.

Ia bangkit dalam wujud yang lebih licin dan sulit dijamah. Praktik tersebut tidak lagi bersemayam di wisma-wisma megah yang disorot lampu, melainkan bersembunyi di balik layar ponsel dan dinding kamar sewa yang sunyi.

Kategori :