Zia menjelaskan bahwa Pemkab Malang memberikan BOS bagi peserta kejar paket B dan C, masing-masing sebesar Rp1,2 juta untuk tingkat SD, Rp1,6 juta untuk SMP, dan Rp1,9 juta untuk SMA selama enam bulan.
Keterlibatan pengusaha dalam pembiayaan pendidikan disebut akan mempercepat pencapaian target pengurangan buta huruf dan anak putus sekolah.
BACA JUGA:Komisi III DPRD Kabupaten Malang Pastikan Penerima Manfaat RTLH Tepat Sasaran
Menurut Zia, konsep keterlibatan tersebut dapat dianggap sebagai pola “bapak asuh” dengan memanfaatkan CSR perusahaan.
Ia menyebut angka tinggi dalam data Dapodik disebabkan berbagai faktor, terutama masalah ekonomi.
Faktor ekonomi membuat sejumlah anak usia sekolah terpaksa bekerja untuk membantu keluarga sehingga tidak bisa melanjutkan pendidikan.
Hal serupa juga dialami masyarakat dewasa yang masih buta huruf karena tidak memiliki kesempatan bersekolah akibat keterbatasan biaya. (kid)