Gandeng FKG UB dan IIK Bhakti Wiyata, Santri Ponpes Wali Barokah Dapat Edukasi Kesehatan Gigi dan Mulut

Sabtu 08-11-2025,14:25 WIB
Reporter : Rohmad Sholeh
Editor : Muhammad Ridho

KEDIRI, MEMORANDUM.CO.ID - Pondok Pesantren (Ponpes) Wali Barokah Kota Kediri menggelar kegiatan pengabdian masyarakat berupa sosialisasi dan edukasi kesehatan gigi serta mulut bagi para santri dan pengurus pondok, Sabtu 8 November 2025.

Kegiatan ini bertujuan meningkatkan pengetahuan dan kesadaran warga pesantren mengenai pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut. Selain sosialisasi, para santri juga mendapatkan layanan konsultasi serta pemeriksaan gigi dan mulut secara langsung.

Dalam pelaksanaannya, Ponpes Wali Barokah bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Brawijaya Malang dan Institut Ilmu Kesehatan (IIK) Bhakti Wiyata Kediri.

BACA JUGA:Kapolda Jatim Gelar Silaturahmi dengan Ulama Madura di Ponpes Sambilangan, Titip Pesan Jaga Persatuan


Mini Kidi--

Humas Ponpes Wali Barokah, Asyhari Eko Prayitno, menjelaskan bahwa kegiatan ini juga bertujuan menyiapkan para santri agar tetap sehat sebelum ditugaskan berdakwah ke berbagai daerah.

"Kita membutuhkan dakwah yang sehat, dakwah yang bersih, juga kesehatan fisik. Kesehatan itu bukan sekadar slogan, tetapi bagian dari keimanan. Rasulullah sangat memperhatikan kesehatan gigi, bahkan menganjurkan umatnya untuk bersiwak," ujar Asyhari.

Proa yang juga menjabat sebagai Ketua Pemuda LDII Kota Kediri itu menambahkan, sebanyak 400 santri dari jenjang SD hingga SMA Boarding School Wali Barokah mengikuti pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut dalam kegiatan tersebut.

"Kesehatan gigi dan mulut sangat penting, hanya saja sering kali terabaikan," tambahnya.

BACA JUGA:DLH Jatim Apresiasi Inovasi Ramah Lingkungan Ponpes Wali Barokah Kediri

Sementara itu, drg. Merlya, dari FKG Universitas Brawijaya, menyoroti masih rendahnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan gigi dan mulut, terutama pada anak usia 10 hingga 14 tahun. Menurutnya, sebagian besar anak Indonesia mengalami karies gigi, tetapi enggan memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan.

"Data tahun 2023 menunjukkan bahwa 54 persen anak usia 10 hingga 14 tahun mengalami karies gigi. Namun, kesadaran untuk memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan baru mencapai 1 persen," ungkapnya.

Melalui kegiatan edukasi ini, ia berharap para santri memahami pentingnya menjaga kebersihan gigi dan mulut serta dapat mendeteksi dan memeriksakan kondisi giginya secara dini. Dengan begitu, angka kasus karies di Indonesia dapat menurun sesuai target nasional, yaitu Indonesia bebas karies pada 2030.

BACA JUGA:Bupati Serahkan Santunan untuk Korban Tragedi Ponpes Al Khoziny Buduran

Senada dengan itu, Dr. Puspa Dilla Rohmaniar, Dekan IIK Bhakti Wiyata Kediri, menegaskan bahwa menjaga kesehatan gigi dan mulut sangat penting bagi para santri sebagai generasi penerus bangsa.

Kategori :