Jaksa Humanis Dede Sutisna Tinggalkan Kota Madiun, Jabat Kasubdit Dirjamintel Kejagung RI

Jumat 07-11-2025,12:27 WIB
Reporter : Moch. Adi Saputro
Editor : Muhammad Ridho

MADIUN, MEMORANDUM.CO.ID - Kepala Kejaksaan Negeri (Kejari) Kota Madiun resmi berganti. Dede Sutisna yang sebelumnya menjabat sebagai Kajari Kota Madiun selama 24 bulan kini mendapat amanah baru sebagai Kasubdit 1.B pada Direktorat 1 Jamintel Kejaksaan Agung RI. Posisi Kajari Kota Madiun kini diisi oleh Wahyu Triantono.

Selama menjabat di Kota Pendekar, Dede dikenal sebagai sosok jaksa yang tegas namun humanis, serta dekat dengan masyarakat. Berbagai inovasi dan program sosial ia gulirkan untuk mendekatkan institusi kejaksaan dengan warga.

“Saya selalu percaya, jaksa tidak hanya harus tegas dalam penegakan hukum, tapi juga harus hadir di tengah masyarakat dengan cara yang humanis,” ujar Dede Sutisna.

BACA JUGA:Kecamatan Kartoharjo dan Kejari Kota Madiun Tinjau Pekerjaan Pavingisasi dan PJU


Mini Kidi--

Selama kepemimpinannya, Kejari Kota Madiun melahirkan berbagai program inovatif. Salah satunya adalah Jaksa Pendekar (Penerangan Hukum Mendekati Masyarakat), yang rutin dilakukan di tempat-tempat keramaian sebanyak dua kali setiap bulan. Kegiatan ini dilaksanakan berkolaborasi dengan Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Madiun, dengan tujuan meningkatkan kesadaran hukum masyarakat secara langsung.

Selain itu, Dede juga menggagas Jaksa Sambang Kalurahan, yaitu program penyuluhan hukum ke 27 kelurahan di Kota Madiun. Program ini membantu masyarakat memahami perencanaan, pelaksanaan, serta evaluasi pembangunan tingkat kelurahan, bekerja sama dengan tiga kecamatan di wilayah Kota Madiun.

BACA JUGA:Kejari Kota Madiun Terima 7 SPDP Kasus Kerusuhan Demo di DPRD

Tak hanya itu, Dede juga dikenal sebagai pejabat yang peduli terhadap pelestarian budaya. Ia membentuk grup gamelan “Adhyaksa Sekar Laras”. Grup ini telah tampil di berbagai acara, termasuk Rapat Kerja Daerah Kejati Jatim dan peringatan HUT RI ke-80 di Balai Kota Madiun.

“Kami ingin menunjukkan bahwa jaksa juga bisa melestarikan budaya lokal. Gamelan ini bukan sekadar hiburan, tapi simbol kedekatan dengan masyarakat dan jati diri bangsa,” tambah Dede.

Selain fokus pada hukum dan budaya, Dede juga menunjukkan kepeduliannya terhadap lingkungan. Melalui program Jaksa Peduli Lingkungan, Kejari Kota Madiun turut membantu Pemkot dalam penataan eks Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Winongo menjadi kawasan wisata dan taman buah. Dalam aksi tersebut, pihak kejaksaan memberikan bantuan sebanyak 2.500 bibit pohon buah untuk mendukung penghijauan dan pemulihan lahan.

“Kami ingin memberikan kontribusi nyata dalam menjaga lingkungan. Dengan menanam pohon, kita menanam kehidupan dan harapan baru untuk Kota Madiun yang lebih hijau,” ujar Dede.

BACA JUGA:Setelah Madiun Lor, Kejari Bongkar Dugaan Korupsi LKK Manguharjo

Di bidang sosial, Dede kerap menggelar bakti sosial seperti sembako murah dan donor darah. Kegiatan itu disebutnya sebagai bentuk kehadiran kejaksaan yang nyata di tengah masyarakat.

“Saya ingin kejaksaan tidak hanya hadir ketika ada perkara. Tapi juga ketika masyarakat membutuhkan uluran tangan,” ujarnya.

Kategori :