Mahfud MD: Kalau Kamu Ndak Jujur, Hancur

Minggu 12-10-2025,19:26 WIB
Reporter : Rakhmat Hidayat
Editor : Aris Setyoadji

SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID – Dalam rapat paripurna memperingati Hari Ulang Tahun ke-80 Provinsi Jawa Timur di Gedung DPRD Jawa Timur, Minggu 12 Oktober 2025, Prof. Mahfud MD menyampaikan orasi ilmiah yang sarat pesan moral dan refleksi kebangsaan.

Dalam kesempatan itu, mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan tersebut mengajak masyarakat menjadikan peringatan hari jadi sebagai momentum untuk merenungkan perjalanan Jawa Timur dalam mengisi kehidupan berbangsa dan bernegara.


Mini Kidi--

“Kita berkumpul di sini untuk memperingati hari lahir Jawa Timur yang ke-80. Biasanya ulang tahun itu isinya adalah kontemplasi dan kemudian berefleksi,” ujar Mahfud.

Ia menyoroti kemerosotan etika publik di era digital. Menurutnya, budaya saling mencaci dan adu domba di media sosial menjadi ancaman bagi keadaban dan kebersamaan bangsa.

BACA JUGA:HUT Ke-80 Provinsi Jatim, Kadindik Aries: Bukan Sekadar Angka, Tapi Jejak Cinta untuk Tanah Kelahiran

“Sekarang ini sudah banyak yang nir-akhlak. Ruang publik kita rusak oleh ujaran kebencian dan fitnah,” tegas Mahfud.

Di sisi lain, Mahfud juga mengingatkan pentingnya rasa syukur terhadap pembangunan nasional yang berlangsung lintas pemerintahan. Ia menilai setiap era pemerintahan memiliki kontribusi tersendiri bagi kemajuan bangsa.

“Jangan marah-marah terus. Kemajuan yang kita rasakan hari ini adalah hasil kerja estafet dari Presiden Soekarno sampai Presiden Jokowi,” ucapnya.

Dalam bagian lain orasinya, Mahfud menekankan peran pesantren sebagai sumber daya moral khas Jawa Timur yang perlu terus diperkuat. Nilai-nilai kepesantrenan seperti kejujuran, kesederhanaan, dan anti-tamak, menurutnya, harus menjadi fondasi karakter pejabat publik maupun masyarakat umum.

BACA JUGA:DPRD Jatim Dorong Evaluasi Menyeluruh Tata Kelola Pertambangan Pascamusibah Magetan

“Kalau bisa hidup sederhana saja, secukupnya, dan ingat kamu harus hidup jujur. Kata orang Madura, mun tak jujur ancor — kalau kamu ndak jujur, hancur,” terang Mahfud disambut tepuk tangan hadirin.

Ia juga menegaskan bahwa integritas harus menjadi landasan utama bagi seluruh elemen bangsa dalam menjalankan demokrasi.

“Berlaku jujur saja, penuh integritas, itu yang diajarkan masyarakat Jawa Timur. Antara yang diumumkan dan yang dikerjakan harus sama. Itulah integritas,” tutur Mahfud.

Lebih lanjut, Mahfud menjelaskan tiga pilar demokrasi yang menjadi panduan dalam kehidupan berbangsa, yaitu liberty (kebebasan), equality (persamaan), dan fraternity (persaudaraan).

BACA JUGA:Ketua Komisi D DPRD Jatim Dorong Kaji Ulang Reaktivasi Rel KA di Madura

Menurutnya, tiga nilai tersebut harus dijaga bersama agar demokrasi Indonesia tidak kehilangan arah dan tetap berpihak pada keadilan sosial.

Dalam orasi tersebut, Mahfud juga menyinggung peran historis Jawa Timur pada masa perjuangan kemerdekaan. Ia menegaskan bahwa rakyat Jawa Timur memiliki kontribusi besar dalam mempertahankan kedaulatan bangsa di tengah tekanan internasional setelah Perang Dunia II.

“Indonesia ini merebut kemerdekaan dan akan melawan siapapun yang mencoba masuk kembali. Ketika pemerintah pusat sedang terdesak, rakyat Jawa Timur bangkit melakukan perlawanan dalam apa yang disebut jihad fi sabilillah, sehingga lahirlah peristiwa 10 November itu,” jelas Mahfud.

BACA JUGA:Bersih-bersih Penumpang Budak Narkoba, PDI-P Jatim Siap Tes Urine Anggota DPRD

Ia menilai Jawa Timur merupakan miniatur kebinekaan Indonesia yang dihuni beragam suku, agama, dan ras, namun tetap hidup dalam semangat persatuan.

“Jawa Timur itu lengkap, ada berbagai suku, agama, dan ras. Di sinilah kita belajar tentang gotong royong dan solidaritas,” ujarnya.

Menutup orasinya, Mahfud mengajak masyarakat Jawa Timur terus menjaga nilai kejujuran, integritas, dan persaudaraan dalam membangun bangsa.

“Mari bangun bangsa dan negara ini dengan sebaik-baiknya. Kalau kamu ndak jujur, hancur,” pungkasnya.

 

 

Kategori :