SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID – Laporan mengenai masih beroperasinya lokalisasi Moroseneng di Sememi Jaya I dan Sememi Jaya II menuai reaksi keras dari DPRD Surabaya, Kamis 2 Oktober 2025.
Imam Syafi’i, anggota DPRD Surabaya yang pada 2022 pernah melakukan sidak ke lokasi itu, mengaku kecewa.
Mini Kidi--
Politisi Partai NasDem tersebut menuding Pemkot Surabaya ingkar janji dan menyebut Wali Kota Eri Cahyadi gagal total dalam penanganan prostitusi.
"Ini bukan lagi soal kecolongan, tapi bukti kegagalan sistemik Pemkot Surabaya. Janji penutupan total lokalisasi Moroseneng yang dulu didengungkan wali kota dan jajarannya ternyata hanya omong kosong," ucap Imam.
BACA JUGA:Geliat Prostitusi di Moroseneng Surabaya, PSK Raup Rp 6 Juta Sepekan
Menurutnya, keberadaan Moroseneng bukan hanya soal ketertiban umum, tetapi juga menyangkut moralitas dan masa depan generasi muda.
Ia menyoroti lokasi prostitusi yang berjarak dekat dengan taman baca masyarakat.
"Ini tempat esek-esek beroperasi gelap-gelapan di samping taman baca dan rumah padat karya? Apa kita mau anak-anak kita melihat praktik maksiat ini setiap hari? Ini tamparan keras untuk moral kota," serunya.
BACA JUGA:Prostitusi Legendaris Moroseneng Kembali Berdenyut, Rp 200 Ribu untuk 2 Kali ‘Main’
Imam mendesak Wali Kota Eri Cahyadi mengambil langkah lebih serius, berani, dan permanen.
Ia menilai strategi penutupan yang ada terkesan setengah hati dan hanya berlaku sesaat.
"Waktu sidak tahun 2022, saya sudah minta ini ditutup total dan dialihfungsikan. Kenapa sekarang malah kambuh? Ini menunjukkan aparat penegak Perda di bawah pemkot main-main atau bahkan tutup mata," tandasnya.
BACA JUGA:Razia Digelar di Moroseneng Tak Bawa Hasil
"Kita minta segera lakukan penutupan permanen. Jangan sekadar gertak sambal atau razia insidental yang bocor informasinya," tambah Imam.