Reportase Anis T Pottag dari Thailand: Melihat dari Dekat Sisa-Sisa Kerajaan Ayutthaya

Selasa 02-09-2025,13:30 WIB
Reporter : Eko Yudiono
Editor : Eko Yudiono

Hujan deras sore itu mengguyur tepi Sungai Chao Phraya, tetapi arus wisatawan ke Wat Arun tidak pernah surut.

Mantel plastik tipis warna-warni yang dijual pedagang kaki lima segera habis diserbu, kamera tetap terangkat, dan langkah kaki terus bergerak menuju menara porselen putih setinggi lebih dari 70 meter yang berdiri anggun dalam kabut hujan.

Justru di bawah cuaca muram, kuil yang dikenal sebagai Temple of Dawn ini terlihat semakin megah, seakan waktu berhenti di halaman suci yang sarat sejarah.

Wat Arun telah berdiri sejak abad ke-17, di masa akhir Kerajaan Ayutthaya.

Setelah Ayutthaya jatuh pada 1767, Raja Taksin menjadikan kuil ini simbol kebangkitan Siam sekaligus pusat spiritual sebelum ibukota baru berdiri di Rattanakosin.

BACA JUGA:Reportase Anis T Pottag dari Thailand: Menyusuri Keindahan Wisata Air Bangkok dari Saphan Taksin

BACA JUGA:Reportase Anis T Pottag dari Thailand: Geliat Dunia Malam di Negeri Gajah Putih

 


Mini Kidi--

Menara utamanya, dihiasi ribuan porselen Cina, ditinggikan pada era Rama II dan disempurnakan pada masa Rama III. Sejak itu, Wat Arun menjadi ikon arsitektur kerajaan, simbol kejayaan yang kini terpampang di koin mata uang Thailand.

Di bawah hujan, halaman kuil tetap penuh warna.

Seorang perempuan muda Thailand bernama Nok tampak berpose dengan kostum tradisional berwarna emas, payung kertas di tangannya menambah kesan klasik. Air hujan menetes di pipinya, tetapi senyumnya tidak pudar.

“Saya sengaja menyewa baju adat untuk berfoto di sini. Hujan bukan masalah, justru membuat suasananya lebih indah. Wat Arun terlihat sangat magis dalam cuaca seperti ini,” ujarnya.

Tak jauh dari Nok, seorang turis asal Eropa bernama Michael berdiri terpukau menatap menara kuil. Jaketnya sudah basah, namun matanya tak lepas dari detail ukiran porselen yang berkilau oleh air.

“Saya sudah mengunjungi banyak kuil di Asia, tapi Wat Arun benar-benar berbeda. Meski hujan deras, orang tetap datang, tetap berfoto, tetap mendaki. Itu menunjukkan betapa kuat daya tarik tempat ini,” katanya, sebelum mengangkat kamera untuk mengabadikan pemandangan Chao Phraya yang membentang.

Kategori :