Rangkaian MPLS, Siswa Baru SMPN 2 Gucialit Dikenalkan Cinta Lingkungan

Senin 21-07-2025,11:38 WIB
Reporter : Agus Sucipto
Editor : Muhammad Ridho

LUMAJANG, MEMORANDUM.CO.ID - Di tengah gempuran modernisasi pendidikan, sebuah sekolah di pelosok Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, justru menghadirkan pembelajaran yang membumi. SMP Negeri 2 Gucialit (SPENDAGU) menjadikan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) bukan sekadar rutinitas tahunan, melainkan panggung awal membentuk generasi yang peduli terhadap alam.

Lebih dari seratus siswa baru, Sabtu 19 Juli 2025, tidak disambut dengan ceramah atau baris-berbaris, tetapi langsung diajak menyentuh tanah, menanam harapan dalam bentuk bibit pohon, dan memunguti sampah di kawasan wisata Antrukan Pawon, ikon alam lokal yang kini menjadi laboratorium ekologi mini.

BACA JUGA:Melalui MPLS, Satlantas Polres Lumajang Ajak Siswa Baru Tertib Berlalu Lintas


Mini Kidi--

Bertajuk “SPENDAGU Peduli Lingkungan”, kegiatan ini dirancang untuk menanamkan nilai ekologis sejak langkah pertama siswa memasuki dunia sekolah menengah. Bukan sekadar teori di ruang kelas, melainkan aksi nyata yang menyatu dengan semilir angin, suara sungai, dan aroma tanah basah.

“Kami ingin siswa tidak hanya tahu, tapi peduli dan bertindak. Alam adalah guru terbaik,” ungkap Kepala SMPN 2 Gucialit, Idam Djunaedi, penuh keyakinan.

BACA JUGA:TNI Hadir di Sekolah: Babinsa Kepuharjo Cetak Siswa Disiplin dan Cinta NKRI

Dalam MPLS tersebut, siswa dikenalkan dengan cara memilah sampah, memahami ancaman plastik sekali pakai, hingga menulis jurnal pohon yang mereka tanam sendiri. Metode experiential learning ini membuat proses belajar menjadi hidup dan membekas di benak.

“Anak-anak jadi bertanya, kenapa harus menanam pohon? Kenapa plastik berbahaya? Pertanyaan-pertanyaan itu adalah tanda bahwa kesadaran mulai tumbuh,” ujar dia.

BACA JUGA:SMPN 02 Sumbersuko dan Babinsa Kolaborasi Bangun Nasionalisme Siswa Baru

Di tengah keprihatinan terhadap krisis iklim global, langkah kecil ini terasa berarti. Dari desa kecil bernama Gucialit, terbit secercah harapan bahwa masa depan lingkungan Indonesia bisa dijaga sejak dini, melalui pendidikan yang membumi dan menyentuh nurani.

Program ini juga mengangkat potensi wisata lokal, menjadikan Antrukan Pawon sebagai ruang belajar terbuka. Anak-anak belajar menghargai lingkungannya sendiri, sebelum melangkah lebih jauh mengenal dunia.

“Kalau sejak kecil mereka sudah mencintai alam, maka mereka akan tumbuh jadi pemimpin yang tak tega merusaknya,” kata Camat Gucialit, Siswanto yang hadir mendampingi kegiatan tersebut.

BACA JUGA:34 Balita Merakan Raih Layanan Kesehatan Berkat Sinergi Babinsa, Nakes, dan Mahasiswa KKN

MPLS di SPENDAGU bukan hanya tentang adaptasi siswa baru, tapi tentang membentuk pemahaman mendalam: bahwa sekolah tak sekadar tempat belajar, tapi tempat menumbuhkan tanggung jawab sosial dan ekologis.

Kategori :