Menko PMK Pratikno Soroti Dampak Disruptif AI: Indonesia Peringkat Ketiga Pengunjung AI Terbanyak Dunia

Selasa 15-07-2025,22:28 WIB
Reporter : Edy Riawan
Editor : Ferry Ardi Setiawan

MALANG, MEMORANDUM.CO.ID – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Indonesia, Prof Dr Pratikno, menyampaikan kekhawatiran mendalamnya terkait dampak masif Artificial Intelligence (AI) yang mendisrupsi berbagai aspek kehidupan.

BACA JUGA:Buka Pesmaba UMM, Kapolda Jatim Sebut Potensi dan Tantangan Generasi Mendatang

Hal ini disampaikannya dalam sesi sharing bersama sivitas akademika Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) pada Senin, 14 Juli 2025.


Mini Kidi--

Dalam paparannya, Pratikno menyoroti fakta bahwa Indonesia berada di peringkat ketiga sebagai negara dengan pengunjung AI terbanyak di dunia. Angka ini, menurutnya, harus menjadi perhatian serius, tidak hanya terkait potensi negatifnya, tetapi juga kesenjangan yang bisa ditimbulkannya.

BACA JUGA:2 Mantan Rektor UMM Jabat Wamen dan Penasihat Presiden

"Kami di Kemenko PMK juga khawatir, bukan hanya terkait implikasi negatifnya saja, tapi juga disparitas kehidupan manusia. Teknologi membantu meningkatkan produktivitas bagi yang bisa memanfaatkannya. Tapi yang tidak mampu tentu akan tertinggal bahkan jadi korban,” jelas Pratikno.

BACA JUGA:Universitas Muhammadiyah Malang Tambah 3 Guru Besar dari Fakultas Pertanian

Ia mencontohkan dampak di bidang kesehatan, di mana masyarakat kini cenderung "mager" atau malas bergerak karena terlalu sering menggunakan gawai. Hal ini mengakibatkan kurangnya aktivitas fisik dan bahkan depresi karena kelebihan informasi. Pratikno menyoroti data bahwa rata-rata screen time orang Indonesia mencapai 7,5 jam sehari.

BACA JUGA:Teknik Elektro UMM Ajarkan Energi Baru Terbarukan ke Siswa SMK

Pratikno juga menekankan bahwa disrupsi teknologi saat ini berbeda dengan fase sebelumnya. Dahulu, revolusi teknologi di Eropa membutuhkan waktu ratusan tahun untuk sampai ke Indonesia. Namun, kini, program teknologi baru hanya butuh hitungan minggu atau bahkan hari untuk menyebar luas di Indonesia.

"Berbagai bidang terpengaruh oleh kehadiran AI. Mulai dari bidang politik dan demokrasi, ekonomi dan bisnis, pendidikan, dan lainnya,” lanjutnya.

BACA JUGA:Ketua PP Muhammadiyah Bicara Soal Jihad Ekonomi di Kajian Ramadan UMM

Di bidang pendidikan, Pratikno memaparkan berbagai pola penggunaan AI oleh siswa maupun mahasiswa, seperti AI yang menggantikan mesin pencari tradisional, untuk check grammar, meringkas dokumen, parafrase, hingga membantu pembuatan karya akademik. Ini membawa implikasi negatif serius, salah satunya adalah peningkatan masalah kecurangan yang sulit dideteksi.

Penggunaan AI yang berlebihan juga dikhawatirkan membuat mahasiswa kehilangan kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis melalui analisis dan sintesis. Selain itu, mereka bisa kehilangan kesempatan untuk membangun rasa ingin tahu lewat proses bertanya mandiri dan pengembangan keterampilan.

BACA JUGA:UMM, Menjadi Kampus Paling Berkelanjutan di Malang Raya

“Perkembangan AI menurunkan interaksi human to human, menghilangkan inteligensi emosi dan pengalaman pembelajaran, bahkan mengesampingkan pemikiran yang non-konvensional,” pungkas Pratikno.

Mengakhiri sesinya, Pratikno mengajak UMM untuk secara serius memikirkan "ombak besar" perubahan kehidupan ini. Ia mendorong perguruan tinggi untuk menyiapkan mahasiswa menghadapi masa depan, bukan sekadar menyiapkan mereka untuk pekerjaan yang berpotensi hilang atau bahkan sudah tidak ada.

BACA JUGA:UMM Lepas Ratusan SDM Berkarya ke Jepang

Menanggapi hal tersebut, Rektor UMM, Prof. Nazaruddin Malik, menyatakan bahwa UMM sedang fokus pada pengembangan teknologi dan dampaknya bagi masyarakat. UMM berkomitmen menciptakan transformasi ideal untuk pembangunan kualitas manusia dalam menghadapi masa depan.

BACA JUGA:Rhenald Kasali Bongkar Kehidupan Masa Depan ke Maba UMM

“Apalagi Pak Pratikno juga sangat intens mengupayakan teknologi digital mampu membangun peradaban baru. Maka perguruan harus bisa selangkah lebih maju, memanfaatkan teknologi dan menyelesaikan masalah yang dihadapi masyarakat,” tutup Nazaruddin. (edr)

Kategori :