Dispendik Surabaya: Peringkat Jalur Domisili Murni Jarak, Orang Tua Seharusnya Sudah Memprediksi

Jumat 04-07-2025,21:14 WIB
Reporter : Arif Alfiansyah
Editor : Ferry Ardi Setiawan

SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Proses seleksi penerimaan murid baru (SPMB) jenjang SMP Negeri di Surabaya untuk tahun ajaran 2025/2026 memasuki tahap akhir melalui jalur domisili yang dibuka mulai Jumat 4 Juli 2025. Namun, hari pertama pendaftaran yang menjadi harapan terakhir bagi banyak siswa ini diwarnai dengan kecemasan.

 BACA JUGA:Hari Pertama Jalur Domisili SPMB SMP Surabaya: Puluhan Orang Tua Serbu Posko Dispendik, Cemas Anak Tergeser

Puluhan orang tua siswa memadati Posko Konsultasi SPMB di kantor Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya, Jalan Jagir, Wonokromo.


Mini Kidi-- 

Hingga Jumat siang, tercatat sekitar 60 orang tua telah mendatangi posko. Rata-rata dari mereka mengadukan keluhan yang sama.

Salah memilih sekolah saat mendaftar, yang mengakibatkan posisi anak mereka tergeser dan kalah saing dalam sistem peringkat berdasarkan jarak. Wajah-wajah cemas dan bingung tak dapat disembunyikan saat mereka menyadari peluang anaknya untuk diterima di sekolah pilihan semakin tipis.

BACA JUGA:Surabaya Siap Gelar SPMB dengan Sistem Baru dan Lebih Inklusif, Penghafal Alquran Dapat Kuota 5 Persen

Sekretaris Dispendik Surabaya, Putri Aisyah Mahanani, menjelaskan bahwa semua proses dan persyaratan, termasuk penentuan titik lokasi rumah, telah melalui tahap validasi yang ditutup pada 15 Juni lalu. Menurutnya, para calon peserta didik baru dan orang tua telah melakukan penentuan titik koordinat secara mandiri

"Jadi semua yang sudah diverifikasi, contohnya penentuan jarak, itu dilakukan sendiri oleh calon murid baru. Mereka sudah menandatangani surat tanggung jawab mutlak, artinya mereka telah menyetujui jarak tersebut," ungkap Aisyah diwawancarai memorandum.co.id, Jumat 4 Juli 2025.

BACA JUGA:Pemkot Surabaya Prioritaskan Sekolah Lama di SPMB 

Ia menambahkan, sistem pendaftaran sudah menyediakan informasi perkiraan jarak dari rumah siswa ke beberapa sekolah pilihan. Dengan informasi tersebut, orang tua seharusnya dapat membuat prediksi dan strategi yang matang.

"Saat memilih sekolah A, B, atau C, sistem sudah memberikan informasi jaraknya. Jadi mereka bisa memprediksi. Jika dirasa terlalu jauh, seharusnya mereka tidak memilih sekolah itu dan beralih ke pilihan lain. Penentunya adalah mereka sendiri," tegasnya.

BACA JUGA:Pemkot Surabaya Siap Dukung Pergantian Sistem PPDB Jadi SPMB di 2025 

Menanggapi keluhan orang tua yang membandingkan dengan kondisi tahun-tahun sebelumnya, di mana tetangga dengan jarak serupa bisa diterima, Putri menjelaskan adanya faktor animo atau minat masyarakat yang dinamis setiap tahunnya.

"Animo tiap tahun berbeda. Bisa jadi dulu di satu wilayah, jumlah lulusan SD atau peminat ke sekolah tertentu tidak sebanyak sekarang. Jika tahun ini peminatnya membludak, maka persaingan berdasarkan jarak akan semakin ketat," jelasnya.

BACA JUGA:SPMB SMP Surabaya Jalur Afirmasi dan Mutasi Dibuka Mulai Besok 

"Kelulusan di kelurahan A tahun ini belum tentu sama dengan tahun depan. Kalau lulusannya banyak, persaingan menuju sekolah favorit di sekitarnya juga meningkat, " tambahnya.

Untuk itu, Aisyah menyarankan agar masyarakat terus memantau pergerakan peringkat secara real-time.

BACA JUGA:SPMB SMP 2025, Dewan Peringatkan Sanksi Tegas Menanti Kepsek yang Nekat Tambah Pagu Siswa

"Pantau terus sekarang sudah sampai jarak berapa yang diterima. Jika jarak anak kita sudah terlampau jauh, harus segera beralih ke sekolah lain. Tapi hati-hati, jangan sampai terlena memantau hingga batas waktu pendaftaran ditutup," pesannya.

Pendaftaran jalur domisili akan terus dibuka hingga Sabtu, 5 Juli 2025. Hasil seleksi pada jalur terakhir ini akan diumumkan secara serentak pada hari Minggu, 6 Juli 2025.

BACA JUGA:Wali Kota Eri Pantau Posko SPMB SMPN 6 Surabaya, Pastikan Sistem Digitalisasi Berjalan Lancar 

"Jalur domisili dibuka dua hari mulai hari ini sampai Sabtu. Untuk Minggu pengumumannya, " pungkasnya. (alf)

Kategori :