SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Kecelakaan kereta api (KA) masih sering terjadi di Kota Surabaya. Tercatat, dalam kurun waktu tak genap sepekan, sudah tiga kali insiden maut itu terjadi. Total, ada tiga nyawa melayang dan kerusakan pada kendaraan korban maupun kereta.
Insiden pertama terjadi di perlintasan KA sekitar Jalan Kalibokor I, Jumat 6 Juni 2025 lalu. Seorang lansia berinsial MS (61) tewas setelah tertabrak KA Logawa relasi Stasiun Gubeng-Banyuwangi yang melintas dari arah utara ke selatan.
BACA JUGA:Bocah 3 Tahun di Rejotangan Tewas Tertabrak Kereta Api Saat Bermain di Rel
Mini Kidi--
"Kereta yang terlibat KA Logawa jurusan Stasiun Gubeng- Banyuwangi dari utara ke selatan dengan titik lokasi kejadian KM 5+5. Permasalahan ini, ditindak lanjuti oleh pihak kepolisian," kata Ketua Tim Kerja Operasional BPBD Surabaya Arif Sunandar.
Di perlintasan lain, mobil Suzuki Ertiga yang dikemudikan Liem Hong, tertabrak KA Turangga di perlintasan Jalan Kalibokor keesokan hari. Tabrakan itu disebabkan mesin mati dan berhenti di rel jalur ganda. Tak ada korban jiwa dalam insiden itu.
"Belum nutup (palangnya), saya lihat belum menutup, makanya saya lewat. Kalau menutup separuh aja, saya berhenti mas. Saya enggak pernah menerabas, saya enggak mau, ngapain, resiko, saya juga bawa penumpang," ujarnya.
BACA JUGA:5 Tips agar Anak Nyaman saat Perjalanan Naik Kereta Api
Ia menambahkan untuk penumpangnya setelah mengetahui mesin mobil mati langsung keluar semua. Sopir sempat berusaha menyalakan mesin mobil. Namun mesin mobil tetap tidak bisa hidup.
"Karena posisinya saya, mau tinggal maju sedikit. Sudah melewati, tinggal pantat mobil aja, yang kena. Dibantu dorong sama mas ini (Nico). Saya minta tolong ke warga enggak ada yang berani cuma mas ini aja yang berani. Dimajukan dikit," terang dia.
Terbaru, seorang wanita penjual kerupuk tewas tertabrak kereta api (KA) Ambarawa relasi Semarang-Surabaya di perlintasan kawasan Buntaran, Manukan Wetan, Rabu 11 Juni 2025, sekitar pukul 16.00.
BACA JUGA:Tragis! Pejalan Kaki Tewas Terserempet Kereta Api di Duduksampeyan Gresik
Korban berinisial MSK, asal Blora Jawa Tengah. Parto, salag satu penjaga palang pintu swadaya mengatakan, kejadian itu bermula saat korban berjalan membawa krupuk di perlintasan jalut ganda tepatnya rel sebelah selatan.
"Kebetulan saat itu ada dua kereta yang melintas bersamaan dari dari barat dan timur. Ternyata ibunya itu tidak dengar klakson kereta. Sudah saya teriaki tetapi tidak dengar dia," kata Parto di lokasi, Rabu 11 Juni 2025, petang.
Sehari-hari, korban tinggal bersama suami dan lima anaknya. Dia bekerja mengirim kerupuk ke warung-warung di kawasan Buntaran, Manukan Wetan. "Sebelum dia ditabrak, dia sempat menggoreng dengan anak laki-lakinya," tandas Parto.