SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Pemandangan yang jauh berbeda kini tersaji di Sentra Wisata Kuliner (SWK) Kalimas Timur. Jika saat peresmiannya dulu lokasi ini diramaikan oleh lalu lalang pengunjung, kini suasana tampak lengang dan jauh dari kata semarak. Kondisi ini tak pelak menghadirkan keprihatinan, terutama bagi para pedagang yang masih menggantungkan asa di sana.
Penurunan drastis terasa pada jumlah pedagang. Dari 119 lapak yang terisi penuh di awal, kini hanya tersisa sekitar 30 pedagang yang masih setia menjajakan dagangannya. Mereka berjuang di tengah sepinya pembeli, berharap roda perekonomian keluarga tetap berputar.
BACA JUGA:Tingkatkan Daya Tarik SWK Kalimas Timur, DPRD Surabaya Dorong Pemkot Bangun Dermaga Wisata Sungai
Mini Kidi--
Doni, selaku Kepala Tim Kerja (Katimja) Pengembangan Usaha Mikro Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dan Perdagangan (Dinkopumdag) Kota Surabaya, tidak menampik kondisi tersebut.
Ia menjelaskan bahwa tantangan serupa tidak hanya dihadapi SWK Kalimas Timur. Tetapi juga dirasakan hampir merata di sejumlah SWK yang tersebar di Kota Pahlawan.
"Di Surabaya total ada 52 SWK, lalu terdapat 50 persen lebih yang belum bisa dikatakan ramai," ungkap Doni, memberikan gambaran lebih luas mengenai kondisi sentra kuliner saat ini.
BACA JUGA:Sepi Pengunjung, SWK Kalimas Timur Merana
Lebih lanjut, Doni menceritakan latar belakang pendirian SWK Kalimas Timur tersebut. Konsep awalnya adalah merelokasi para pedagang dari Jalan KH Mas Mansyur ke lokasi baru dengan daya tarik pemandangan yang berbeda.
"Jadi kami memanfaatkan view," jelasnya.
Menanggapi keluhan para pedagang di SWK Kalimas Timur terkait sepinya pengunjung, Doni menyatakan bahwa pihaknya telah menyiapkan langkah-langkah strategis.
BACA JUGA:Pemkot Surabaya Berupaya Revitalisasi SWK dengan Menggandeng Bapak Asuh
"Solusinya supaya ramai adalah kita masifkan sosialisasi, baik melalui medsos maupun di lapangan," terangnya.
Upaya ini, menurutnya, bertujuan untuk kembali menjangkau para pelanggan lama yang dulu meramaikan lokasi sebelumnya.
"Bagaimana caranya menyampaikan kepada pelanggan yang sebelumnya ramai, lalu ditarik ke sini lagi," imbuhnya.