
SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Dalam rangka memperkuat nilai-nilai perjuangan dan pengabdian, Taruna Akpol Tingkat 4 Batalyon PCC menjalani program Wisata Juang di Surabaya, Minggu, 19 Januari 2025.
Kegiatan ini berpusat di Monumen Perjuangan Polri di Jalan Polisi Istimewa dan Museum Hidup di Mapolrestabes Surabaya.
Kapolrestabes Surabaya Kombespol Luthfie Sulistiawan melalui Wakapolrestabes AKBP Muhammad Ridwan menekankan bahwa nilai sejarah penting bagi para Taruna.
BACA JUGA:Kapolrestabes Surabaya Panen Sayur Hidroponik di Mapolsek Tambaksari
"Program Wisata Juang tersebut sebagai pengingat akan peran penting Polri dalam sejarah bangsa," katanya.
Seperti diketahui, Monumen Perjuangan Polri di Surabaya menjadi simbol heroik perjuangan polisi pada masa penjajahan.
Menurut Ridwan, monumen ini mengingatkan bahwa Polri adalah bagian integral dari perjuangan merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
BACA JUGA:Kapolrestabes Surabaya Apresiasi Kinerja Polsek Simokerto, Janjikan Renovasi dan Perhatian Kesehatan
"Pada 21 Agustus 1945, melalui kepemimpinan Muhammad Yamin, berdirilah Pasukan Polisi Republik Indonesia, cikal bakal Polri modern. Peristiwa ini menjadi tonggak penting dalam sejarah institusi kepolisian," terangnya.
Monumen bersejarah di Jalan Polisi Istimewa tersebut kini menjadi Museum Hidup Brimob yang menyimpan cerita heroik.
Semula digunakan sebagai markas militer oleh Belanda dan Jepang, kini gedung tersebut akhirnya direbut oleh pemuda Surabaya.
BACA JUGA:Kunjungi Polsek Jajaran, Kapolrestabes Surabaya Tekankan Pentingnya Profesionalisme
"Salah satu momen bersejarah yang paling dikenang adalah pertempuran 10 November 1945, di mana pasukan polisi istimewa bahu-membahu bersama rakyat mempertahankan kemerdekaan di Surabaya, yang kini dikenal sebagai Kota Pahlawan," tandas Ridwan.
"Wakapolrestabes menyampaikan, Polri bukan hanya penjaga keamanan, tetapi juga pejuang sejati. Nilai-nilai ini harus menjadi pedoman bagi generasi Bhayangkara muda dalam pengabdian mereka.
"Kegiatan ini tak hanya sekadar kunjungan, melainkan bagian dari program edukatif. Para Taruna diminta melakukan observasi langsung dan menyusun laporan sebagai bagian dari penilaian akademik mereka," bebernya.