Pemilihan SD Taquma sebagai sekolah sampel, menurut Nur, dilakukan tanpa sepengetahuannya. Pihak sekolah dihubungi pada hari Sabtu 11 Januari 2025, untuk menghadiri rapat koordinasi MBG di Koramil.
SD Taquma dipilih sebagai sampel dalam program MBG yang memiliki kontrak kerja sama selama 5 tahun dengan perjanjian yang diperbarui setiap tahunnya.
"Jadi saya tidak tahu apa yang menjadi alasan SD Taquma dijadikan sampling," ungkap Nur.
BACA JUGA:Pemkot Surabaya Siap Gelar Uji Coba Program MBG di Sekolah
BACA JUGA:Sekolah Dukung Penuh Program MBG
Sepengetahuan Nur, makanan MBG disediakan oleh katering di Jemur Andayani, yang dipilih karena jaraknya yang dekat dengan sekolah. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir waktu pengiriman ke lima sekolah yang menjadi sasaran program.
Adanya program MBG juga berdampak pada kantin sekolah. Pihak sekolah meminta kantin untuk tidak menjual makanan berat, sehingga kantin hanya menjual makanan ringan saja.
"Namun, hal ini menimbulkan dilema karena siswa tetap ingin jajan makanan berat di kantin. Kami hanya memperbolehkan kantin melayani siswa kelas 3 hingga 6 saja," tandas Nur. (rio)