Ia juga mempertanyakan mengapa defisit anggaran bisa mencapai angka yang sangat signifikan, yaitu lebih dari Rp1 triliun. "Ini menunjukkan adanya perencanaan yang kurang matang atau bahkan kesalahan dalam pengelolaan keuangan daerah. Kalau target pendapatan meleset, usahakan meleset sedikit saja, bukan sampai Rp1 triliun lebih,” tegasnya.
Ia menyuarakan keprihatinannya terkait kebijakan pemerintah yang cenderung membebankan ASN atas ketidakmampuan dinas penghasil mencapai target. Imam menekankan pentingnya pemerintah untuk lebih bijaksana dalam mengambil keputusan.
BACA JUGA:RSUD Eka Chandrarini Dilanda Wabah Tomcat, DPRD Surabaya Desak Penundaan Pembukaan Poli Rawat Jalan
"Saya melihat adanya kecenderungan untuk membebankan seluruh ASN atas kesalahan beberapa pihak. Ini tidak adil dan berpotensi menurunkan motivasi kerja," tandasnya.
Lebih lanjut, Imam mendorong pemkot harus lebih fokus pada solusi jangka panjang untuk meningkatkan kinerja dinas penghasil, bukan malah membebani ASN yang tidak bersalah.
BACA JUGA:DPRD Surabaya Desak Pembentukan Satgas Khusus Awasi Aktivitas Sekitar Jembatan Suramadu
"Yang paling penting, tolong prioritaskan kebutuhan yang benar-benar mendesak. Jangan semua pihak ikut menanggung akibat kesalahan tersebut," pungkasnya.(alf)