“Pendiri Pagar Nusa, KH Abdullah Maksum Jauhari, adalah guru besar yang harus selalu kita ingat. Kalau kalian tidak tahu siapa pendirinya, bagaimana bisa mengirimkan Al Fatihah?” katanya.
Selain kemampuan bela diri, Gus Haris mengingatkan para santri untuk mengedepankan adab dan akhlak.
“Jangan hanya jago bertarung. Dahulukan adab sebelum ilmu. Pendekar sejati pantang menantang, tapi tak akan mundur ketika ditantang,” tegasnya.
BACA JUGA:Sambangi Ketua Pagar Nusa, Personil Polsek Padangan Ajak Jaga Kerukunan Antar Perguruan
Ia juga mengajak para pendekar untuk terus menjaga nama baik pesantren di manapun berada.
“Jangan sampai ilmu silat kalian digunakan untuk hal-hal yang merugikan orang lain. Ingat, kalian adalah santri. Tugas kalian adalah menjaga para kiai, pesantren, dan negara,” ujarnya.
Gus Haris, berharap Pagar Nusa semakin berkembang di Kabupaten Probolinggo dan sekitarnya. Ia ingin tradisi bela diri di pesantren terus dilestarikan sebagai bagian dari identitas santri.
“Dulu, hampir semua santri pasti belajar silat. Mereka akan pulang ke kampung halaman, mengajar ngaji di mushola, sambil melatih silat. Tradisi ini harus kita hidupkan kembali,” katanya.
BACA JUGA:Silaturahmi Bersama Pagar Nusa Jadi Role Model Bagi Polres Gresik
BACA JUGA:123 Pesilat Pagar Nusa Diamankan Polsek Karangpilang, Ini Pemicunya
Sebagai penutup, Gus Haris kembali menggemakan yel-yel yang membakar semangat.
“Siapa kita?”
“Pagar Nusa! NKRI! Bela Kiai! Genggong!” jawab para pendekar dengan lantang.
BACA JUGA:Kapolres Bojonegoro Silaturahmi ke Pengurus PSHW Tunas Muda dan PSNU Pagar Nusa
Acara Harlah Pagar Nusa ke-39 ini menjadi momentum penting untuk memperkuat nilai-nilai kebangsaan dan keagamaan di kalangan santri. Semoga ke depan, Pagar Nusa semakin jaya dan terus menjadi garda terdepan dalam menjaga NKRI, pesantren, dan para kiai.
“Alhamdulillah. Semoga kalian semua mendapatkan barokah ilmu, barokah guru, dan barokah kesehatan. Sukses dunia akhirat. Amin,” tutup Gus Haris.(jon/ekh)