SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Meninggalnya Mawar, bocah SD penderita HIV yang tinggal di wilayah Gubeng membuat Dinas Kesehatan Kota Surabaya meningkatkan komitmennya dalam upaya penanganan HIV/AIDS, khususnya pada anak-anak, Kamis 24 Oktober 2024.
Kepala Dinas Kesehatan Surabaya, Nanik Sukristina mengungkapkan, sejumlah langkah konkret yang telah dan terus dilakukan untuk memberikan layanan terbaik bagi anak-anak pengidap HIV.
"Kami berupaya semaksimal mungkin untuk memberikan layanan komprehensif kepada anak-anak yang terinfeksi HIV. Mulai dari pemenuhan obat-obatan, pendampingan hingga pemenuhan kebutuhan sosial mereka," ujar Nanik.
BACA JUGA:Cerita di Balik Bocah 9 Tahun Pengidap HIV/AIDS di Surabaya yang Akhirnya Meninggal Dunia
Beberapa layanan yang diberikan oleh Dinkes Surabaya, antara lain akses Obat ARV Gratis. Anak-anak pengidap HIV dapat mengakses obat Anti Retroviral (ARV) secara gratis di 64 layanan pengobatan HIV yang tersebar di rumah sakit dan puskesmas.
Kemudian pendampingan Intensif. Ibu hamil yang terinfeksi HIV dan anaknya mendapatkan pendampingan dari petugas dan LSM peduli HIV. Pendampingan ini bertujuan untuk memberikan dukungan psikologis dan membantu mereka menjalani pengobatan.
Selanjutnya, pemenuhan administrasi, Dinkes Surabaya bekerja sama dengan kelurahan dan kecamatan untuk membantu pengurusan dokumen kependudukan seperti akta kelahiran dan kartu keluarga.
BACA JUGA:Bocah SD Pengidap HIV di Surabaya Akhirnya Meninggal Dunia Setelah Berjuang di RSU dr Soetomo
"Pendampingan permasalahan sosial seperti Kependudukan untuk kebutuhan AKTE dan Kartu Keluarga (KK) bersama kelurahan dan kecamatan," kata Nanik.
Tenaga kesehatan dan kader kesehatan secara rutin melakukan pemantauan kondisi anak-anak pengidap HIV dan memfasilitasi transportasi menuju layanan pengobatan.
"Pemberian nutrisi tambahan, anak-anak pengidap HIV diberikan makanan tambahan (PMT) berupa susu untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Seluruh anggota keluarga dari anak pengidap HIV dilakukan skrining untuk mengetahui status HIV," ungkap Nanik.
BACA JUGA:Keluarga Mantan Istri Tidak Memberitahu Jika Mawar Terinfeksi HIV
Koordinasi dengan Stakeholder: Pemkot Surabaya melakukan koordinasi dengan berbagai pihak terkait, seperti lembaga pendidikan, untuk memastikan anak-anak pengidap HIV tetap mendapatkan akses pendidikan yang layak.
Pendampingan psikologis kepada anak-anak pengidap HIV diberikan untuk mengatasi masalah emosional yang mungkin timbul.
Nanik Sukristina menjelaskan, bahwa penularan HIV pada anak umumnya terjadi melalui ibu yang terinfeksi HIV. Oleh karena itu, penting bagi ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan HIV secara rutin dan mengonsumsi obat ARV sesuai anjuran dokter.