MALANG, MEMORANDUM.CO.ID - Masa pancaroba saat ini berpengaruh besar pada perubahan iklim. Akibatnya jika kondisi tubuh tidak terlalu bagus, maka akan mudah terimbas. Seperti fenomena saat ini banyak anak- anak alami sakit gondongan, yang diakibatkan terjadinya 0enyebaran virus Paramyxovirus.
"Penyakit ini sangat mudah menular, karena akibat terjangkit virus melalui udara," terang, Pudji Hadi Prasetyo SE. Sekretaris Dinas Kesehatan kabupaten Malang, Selasa 22 Oktober 2024.
Pudji mengungkapkan, akibat virus tersebut saat ini dinas telah mencatat, tidak kurang dari 2001 kasus yang tersebar pada 39 Puskesmas hingga bulan September 2024. Terbesar menyerang umur 5 sampai 9 tahun tidak kurang dari 994 penderita, sedangkan pada urutan ke 2 ukur 10 hingga 14 tahun sebanyak 499 anak.
BACA JUGA:Kadinkes Terima Keputusan Bupati Malang Atas Pencopotan Jabatannya
Penyebaran virus Paramyxo melalui udara, dimana ada yang terjakit bisa cepat menular jika mereka bergerombol. Karena disitu terjadi aksi perbincangan, batuk atau meludah, beesin yang paling utama.
"Pencegahannya terutama pada anak- anak saat sekolah, orang tua harus memberi atau dihimbau untuk menggunakan masker," kata, Pudji.
Meski penyakit ini, lanjut Pudji, tidak mematikan dan mudah di obati melalui dokter umum. Namun jika terjakit badan akan alami demam, terjadi pembengkakan pada kelenjar parotis akibat terinfeksi virus.
BACA JUGA:Tak Ditemukan Kasus Polio, Dinkes Kabupaten Malang Gelar PIN Putaran Kedua
Kelenjar parotis merupakan kelenjar terbesar dari tiga kelenjar ludah utama. Penyakit ini ditandai dengan pembengkakan pada area wajah, tepatnya pada area di bawah telinga karena disebabkan oleh infeksi virus.
"Proses penularannya sama dengan penularan flu, yaitu melalui percikan air liur atau ludah, batuk, dan bersin," imbuhnya.
Kenapa virus ini sangat menular dan dapat menyebar melalui droplet atau percikan air liur penderitanya saat bersin, batuk, berbicara, maupun bernapas. Anak yang mengidap penyakit ini dapat menyebarkan virusnya ke orang lain dalam kurun waktu 1–7 hari sebelum gejala muncul, namun tetap ada risiko menular dalam kurun waktu 5–9 hari setelahnya.
BACA JUGA:FR-PTM Dinkes Kabupaten Malang Peringati Hari Kesehatan Capai Rekor MURI
Cara mengantisipasi dan pencegahan penyakit gondongan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : Rutin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Tidak berbagi peralatan mandi atau makan dengan penderita.
Dengan terjadinya fenomena gondongan, Dinkes kabupaten Malang berupaya untuk mencegah, terhadap penyakit Gondongan dengan melakukan: Sosialisasi dan edukasi tentang parotitis atau gondongan di sekolah, Melakukan surveilans aktif di sekolah melalui jejaring UKS. Membatasi interaksi (meliburkan) siswa, pendidik dan tenaga kependidikan yang dinyatakan sakit parotitis atau gondongan di sekolah sekurang-kurang dalam 7 hari sejak munculnya gejala sakit (gejala klinis).
Juga menghimbau menggunakan masker bagi warga sekolah yang ditemukan parotitis atau gondongan sampai dengan 7 hari setelah kasus terakhir sembuh. Melakukan cuci tangan setelah bersentuhan dan berada pada lingkungan berisiko sebelum melakukan aktifitas lain. Menjaga jarak interaksi dengan siswa, pendidik dan tenaga kependidikan yang sakit.