SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) kembali menghantui Kota Surabaya. Salah satu wilayah yang meningkatkan kewaspadaan adalah RW 04 Kelurahan Asemrowo. Kasus ini mendorong warga dan pemerintah setempat untuk bertindak cepat.
Moch Widodo, Ketua LPMK Asemrowo, mengungkapkan kekhawatirannya karena seorang warga di RW 04 telah dipastikan positif DBD dan tengah menjalani perawatan intensif di rumah sakit. Kondisi ini semakin waspada karena dua warga lainnya juga menunjukkan gejala yang serupa, yakni demam tinggi.
"Seorang warga kami sudah dirawat di rumah sakit karena DBD, sementara dua lainnya menunjukkan gejala panas, " ujarnya.
Menyikapi situasi ini, Widodo bersama kader surabaya hebat (KSH) dan puskesmas setempat langsung bergerak cepat melakukan penanganan. Mereka melakukan penyisiran ke rumah rumah warga sekitar untuk pengecekan dan sosialisasi..
"Menindaklanjuti atas kejadian kasus DB di wilayah RW 4 Asemrowo, kami telah melakukan kunjungan serta pengecekan ke rumah rumah sekitar penderita DB dengan puskesmas serta kader sejumlah 60 rumah, " ujarnya
Hasil pengecekan rumah rumah warga menunjukkan fakta yang cukup mengkhawatirkan. Dari 60 rumah yang dikunjungi, ditemukan jentik nyamuk di 5 rumah.
BACA JUGA:KSH Kebraon Gelar Apel Ajusi untuk Cegah DBD dan Tingkatkan Kepekaan Sosial
Selain itu, dua warga lainnya juga mengalami demam tinggi yang diduga akibat DBD.
"Kami menemukan jentik nyamuk di lima rumah dan dua warga lainnya mengalami demam tinggi," tambah Widodo.
Temuan itu pun menjadi alarm bagi pemangku kepentingan untuk segera bertindak. Sebagai langkah antisipasi, pihak puskesmas memutuskan untuk melakukan fogging massal di seluruh RT di RW 04.
BACA JUGA:Gerakan PSN, KSH RW 1 Bulak Ajak Masyarakat Tingkatkan Kewaspadaan DBD
"Maka dengan hasil cek dilapangan meminta untuk dilakukan dalam penanggulangan penyakit tersebut dengan cara fogging, " kata Widodo.
Penyemprotan ini sasarannya bukan hanya rumah warga, tetapi juga tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk seperti gang kecil dan gorong-gorong. Tujuannya adalah untuk memutus rantai penularan DBD dan mencegah semakin banyak warga yang terinfeksi.
"Sasaranya rumah warga, gang kecil yang biasa digunakan tempat menampung barang-barang dan gorong-gorong, " ujarnya. (alf)