Panen Bunga Sedap Malam, Khofifah: Petani Milenial Jatim Tertinggi di Indonesia

Senin 30-09-2024,14:19 WIB
Reporter : Tri Haryoko
Editor : Fatkhul Aziz

PASURUAN, MEMORANDUM.CO.ID - Calon Gubernur Jawa Timur No 2 Khofifah Indar Parawansa panen bunga sedap malam milik petani milenial di Desa Pekoren, Rembang, Kabupaten Pasuruan. 

Di lahan seluas satu hektare milik Slamet dan putrinya Karen tersebut Khofifah membersamai para petani milenial dan warga panen bunga sedap malam yang harumnya menjadi favorit masyarakat.

Sebagaimana diketahui, bunga sedap malam yang memiliki nama latin Polianthes tuberosa ini cukup banyak diminati masyarakat karena baunya yang harum, bahkan juga digunakan untuk kegiatan-kegiatan penting. Seperti acara nikahan, untuk aromatherapy, dan cukup banyak dijadikan untuk bahan kosmetik.

BACA JUGA:Blusukan ke Pasar Tradisional Tuban, Khofifah Dibanjiri Doa dan Dukungan Lanjutkan 2 Periode

Dalam kesempatan ini, Khofifah sengaja menyempatkan diri melakukan panen bersama petani bunga sedap malam sekaligus untuk mendengar aspirasi dari mereka.

“Jadi sebenarnya ada potensi pasar yang besar yang belum terpenuhi  untuk bunga sedap malam ini. Nah karena potensi besar maka yang harus dilakukan untuk mengembangkan usaha ada dua, yaitu bisa ekstensifikasi atau juga intensifikasi,” ujar Khofifah. 

Dikatakan Khofifah, yang dilakukan oleh Pak  Slamet untuk pengembangan bunga sedap malam di sini adalah ekstensifikasi. Mereka membuka lahan baru penanaman bunga sedap malam seluas satu hektar. 

BACA JUGA:Serap Aspirasi Pedagang, Khofifah Dukung Pertahankan Pasar Tradisional Srimangunan Sampang

Hal ini dilakukan karena permintaan bunga sedap malam memang terus meningkat. Bahkan pemasaran bunga dari sini sampai menjangkau Pulau Dewata Bali. 

“Nah sekarang kita bicara intensifikasi. Setelah diidentifikasi, yang diperlukan di sini adalah pemupukan dan pengairan. Soal pupuk, ini ternyata masih terjadi kendala. Dimana untuk tanaman bunga sedap malam ini pupuknya kategori non subsidi sementara skalanya masih pada UKM,” ujar Khofifah. 

Pemilik lahan menyampaikan pada Khofifah bahwa cost produksi bunga sedap malam 50 persennya adalah untuk pupuk non subsidi. 

BACA JUGA:Turunkan Kemiskinan Ekstrem di Jatim, Khofifah Diganjar Penghargaan

Oleh sebab itu, dikatakan Khofifah hal ini harus dibahas di tingkat kabupaten dulu supaya masuk pada e-RDKK untuk pemupukan. Harapannya nanti penyediaan pupuk untuk petani bunga sedap malam bisa masuk dalam Rencana Definitif Kebutuhan Kelompoktani (RDKK).

“Supaya dibahas kembali pada kategori dan sektor berskala seperti apa yang masuk non subsidi dan pada sektor dengan skala seperti apa yang masuk subsidi,” ujar Khofifah.

“Karena kalau untuk usaha bunga sedap malam seperti ini, yaitu skala kecil menengah, seyogyanya masih dapat kuota untuk pupuk subsidi,” kata Khofifah.

Kategori :