BACA JUGA:Lonjakan Pasien Covid-19, RSUD dr Soegiri Lamongan Overload
"Prevelensi stunting di Lamongan pada tahun 2021 lalu berada di angka 20,5 persen dan ditargetkan turun di bawah 14 persen pada tahun 2024 ini.
“Kolaborasi penanganan stunting ini tidak bisa ditangani tim medis saja, tetapi harus dilakukan bersama-sama secara kolaboratif. Diantaranya Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang terdiri dari tenaga kesehatan, kader PKK dan kader KB.
Menurutnya, pendampingan itu ditujukan kepada calon pengantin (catin), ibu hamil dan ibu yang memiliki anak baduta (usia 0-23 bulan), agar percepatan penurunan stunting berjalan efektif dan tepat sasaran.
BACA JUGA:Support Paramedis Tangani Covid-19, Polres Lamongan Beri Bantuan RSUD Soegiri
Tak hanya itu, "Pihaknya menegaskan bahwa kesehatan ibu dan bayi saat ini masih menjadi persoalan yang terus dihadapi. Oleh karenanya, ia berharap, nantinya jumlah kasus kematian ibu dan bayi di Lamongan bisa diantisipasi terus menurun.
Oleh sebab itu, Nanik membeberkan, berbagai kegiatan pendampingan juga terus dilakukan untuk menekan angka stunting. Peran Bidan tidak ringan, bidan merupakan garda terdepan dalam menyelamatkan kesehatan dan kelahiran generasi bangsa ini,” tuturnya.