BACA JUGA:Hadapi Persebaya di Team Launching Game, Coach Marcelo: Pertandingan Penting Sebagai Bahan Evaluasi
"Minusnya apabila kita pergi bersama keluarga atau teman, belum tentu bisa duduk bersama-sama karena bisa saja saat di stadion sudah banyak suporter yang hadir dan yang kosong berpencar-pencar," ungkapnya.
BACA JUGA:Team Launching Game Persebaya vs Persik, Pertandingan Penting Sebelum Liga 1 Bergulir
Selain itu yang membuat Eropa bisa dibuat contoh yakni sistem pembelian tiket di sana seperti tiket di bioskop. Di mana sebagai suporter bisa minta kursi yang sesuai dengan keinginan. Berbeda di Indonesia yang mendapatkan random seat.
Anis menuturkan bahwa di Indonesia memiliki hal positif yang tidak dimiliki suporter Eropa. Yang mana apabila salah satu suporter terkena masalah atau problem, jadi semuanya ikut merasakan dan pastinya membantu hingga permasalahannya selesai.
BACA JUGA:Persebaya dan Extra Joss Perpanjangan Kerjasama Selama 2 Musim
"Jadi solidaritas di Indonesia itu sangat tinggi. Berbeda dengan Eropa yang kebanyakan individualisme, jadi jika punya masalah itu masalah pribadi," paparnya.
BACA JUGA:Kunjungi Pabrik Kapal Api, Azrul Ananda Berharap Persebaya Bisa Meraih Prestasi Bagus
Terkait manajemen penjualan tiket di Eropa pastinya lebih baik dari Indonesia. Di sana no ticket no game dan itu no 1. Untuk pembelian tiketpun sudah dilakukan jauh-jauh hari agar suporter dari luar daerah bisa mempersiapkan diri. Sementara di Indonesia kebnayakan H-1 masih war tiket yang membuat penjualan kadang kurang maksimal.
BACA JUGA:Indomie Jadi Official Partner Persebaya, Siap Beri Inspirasi Anak Muda Surabaya
"Ditambah lagi terkait jadwal, keamanan, dan jadwalnya di sana sudat terstruktur plus stadion kebanyakan milik sendiri. Jadi inilah yang mempermudah klub untuk menjual tiket karena jadwal sudah jelas. Untuk Indonesia sudah mulai membaik namun perlu ditingkatkan kembali," pungkasnya. (rid)