NGAWI, MEMORANDUM.CO.ID - Wakil Bupati Ngawi Dwi Rianto Jatmiko menyampaikan, tahun ini ada penurunan jumlah penduduk miskin di daerahnya. Semula mencapai 14,40 persen pada Maret 2023 menjadi sebesar 13,81 persen pada Maret 2024.
BACA JUGA:Hitung Kerugian Negara pada Proyek Pabrik Pakan Ternak, Kejari Ngawi Terjunkan Tim Ahli
Hal tersebut berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Ngawi dalam survei sosial ekonomi masyarakat (Susenas) pada Maret 2023.
BACA JUGA:Bawaslu Ngawi akan Bentuk Pokja Netralitas ASN di Pilkada 2024
"Jadi tahun 2024 ini penduduk miskin di Ngawi turun 0,59 persen," kata Antok sapaan akrabnya Dwi Rianto Jatmiko, Kamis 22 Agustus 2024.
BACA JUGA:Polres Ngawi Kerahkan 4.343 personel Amankan Pilkada 2024
Menurutnya, penurunan penduduk miskin ini juga dibarengi dengan kenaikan garis kemiskinan di Kabupaten Ngawi pada Maret 2024 sebesar Rp 445.865, per kapita per bulan, bertambah sekitar Rp 31.918 per kapita per bulan atau meningkat 7,71 persen bila dibandingkan kondisi Maret 2023 sebesar Rp 413.947.
BACA JUGA:Pemkab Ngawi Siapkan Anggaran Pelatihan Kerja Rp 1 Miliar
"Tentunya patut kita syukuri dengan turunnya penduduk miskin di Ngawi," ucapnya.
Ditambahkan, ke depan Pemkab Ngawi akan mengatur formasi dengan memetakan lokasi khusus wilayah yang perlu ada perhatian khusus dan prioritas penanganan kemiskinan.
BACA JUGA:KPU Ngawi Tetapkan DPS Pilkada 2024 Sebanyak 695.940 Pemilih
Yakni, Kecamatan Kasreman, Bringin juga Karangjati serta daerah lain yang masih membutuhkan support di bidang sosial.
"Kita akan fokus pada wilayah yang menjadi lokus penanganan kemiskinan. Untuk program permakanan akan kita lanjutkan kembali," ujarnya.
BACA JUGA:Lapas Ngawi Bagikan Sembako ke Anak Stunting, Ibu Hamil dan Difabel
Sementara itu, Kepala BPS Kabupaten Ngawi Bagas Susilo mengatakan, ini merupakan angka penurunan penduduk miskin di Kabupaten Ngawi yang terbesar. Sebab, sejak pandemi covid-19 yang lalu angka penduduk miskin mengalami peningkatan dari tahun 2022 mencapai 14,15 persen naik menjadi 14,40 persen di tahun 2023 dan pada tahun 2024 ini turun menjadi 13,81 persen berdasarkan survei sosial ekonomi masyarakat (Susenas) pada Maret 2023.