JEMBER, MEMORANDUM - Waga dua kecamatan di Kabupaten Jember mulai merasakan kesulitan air bersih mengeluh air sumur miliknya mulai menyusut, fenomena ini terjadi sejak dua minggu terakhir.
Seperti yang dialami oleh Sutini, warga setempat. Sumur miliknya dengan kedalaman 30 meter tidak mampu menampung air saat musim kemarau seperti sekarang. Setiap saat ia harus rela membeli air bersih untuk kebutuhan sehari-hari seperti kebutuhan memasak dan mencuci.
“Tidak lama, sekitar dua mingguan sudah mulai berkurang. Kalau tidak ada hujan ya memang semur semakin dan mengering, ” keluhnya.
Setiap musim kemarau tiba masyarakat setempat selalu dihadapkan dengan persoalan tersebut, seolah tidak ada solusi kecuali hanya berharap bantuan pasokan air bersih dari Pemerintah untuk kebutuhan sehari-harinya, bahkan sebelum ada bantuan pasokan air bersih mereka terpaksa merogoh kocek untuk membeli air bersih.
BACA JUGA:Musim Kemarau Kawanan Kera Turun Gunung Cari Makanan di Jember
“Ya mulai dulu memang minta bantuan. Sebelum ada bantuan ya beli untuk kebutuhan sehari-hari,”
Ia berharap kepada pemerintah setempat untuk memberi jalan keluar agar persoalan seperti kekeringan tidak menjadi masalah setiap tahunya. “Kadang dari PMI, dari BPBD. Saat ini masih belum ada yang mengirim,” pungkasnya.
Fenomena yang sama juga dialami oleh Abdus Salam warga Kelurahan Kebon Agung, Kecamatan Kaliwates mengatakan, sudah beberapa minggu terakhir sebagian besar warga di kelurahan itu mengeluh karena air sumur miliknya mulai menyusut, hal tersebut dikarenakan air sumur yang selama ini menjadi sumber air bagi mereka mulai kering.
Salam juga mengaku, jika dalam 2 bulan ke depan tak kunjung hujan, maka besar kemungkinan sumur tersebut akan kering, dan kalau sumur tersebut kering maka warga sekitar terpaksa membeli air tangki untuk memenuhi kebutuhannya.
“Ya terpaksa harus membeli untuk kebutuhan masak dan mandi. Kejadian seperti ini sudah terjadi setiap musim kemarau, warga mulai mengalami krisis air bersih,” tandasnya.(eko)