’’Realisasi pemanfaatan PKH pada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Jatim sudah mencapai 98,51 persen periode Maret-April 2024,” ungkapnya. Kedua, meningkatkan pendapatan berupa Program Pemberdayaan Usaha Perempuan (Jatim Puspa), Program Pemberdayaan Ekonomi Kolaboratif, Inklusif, Berkelanjutan, Mandiri, dan Sejahtera (Peti Koin Bermantra).
Kemudian, Program Kredit Sejahtera (Prokesra), bantuan permodalan untuk BUMDes, bantuan usaha untuk Kelompok Usaha Bersama (KUBE), dan bantuan usaha untuk Wanita Rawan Sosial Ekonomi (WRSE).
’’Penyaluran kredit UMKM pada triwulan I 2024 mencapai Rp217,79 triliun atau tumbuh 7,39 persen secara year on year. Kinerja penyaluran kredit UMKM skala mikro tercatat tumbuh 10,82 persen, dan kinerja penyaluran kredit UMKM skala kecil tumbuh 4,90 persen secara year on year,” tuturnya.
Ketiga, mengurangi wilayah kantong-kantong kemiskinan berupa rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) bekerja sama dengan Dinas PU Bina Marga, Kodam V/Brawijaya dan Lantamal V. Kemudian, jambanisasi serta program elektrifikasi.
’’Angka kemiskinan yang menurun menunjukkan upaya penanggulangan kemiskinan di Jatim dilakukan secara komprehensif dan terintegrasi. Baik secara ekonomi makro maupun intervensi program dengan menggenjot pertumbuhan ekonomi Jatim di atas 5 persen pada tahun 2024,” jelasnya.
Adhy menambahkan, target menurunkan angka kemiskinan mengacu RPJPD, kemiskinan Jatim 2025 sebesar 9,4 - 8,9 persen, itu bisa terwujud karena program masih harus diselesaikan hingga Desember 2024.
’’Nah, pada tahun 2025 memulai dengan program yang baru. Namun, desainnya sudah mulai terlihat. Kami optimistis mampu meraih target kemiskinan RPJPD di tahun 2025 di rentang 9,4 persen - 8,9 persen, karena pergerakan kita semakin bagus,” tegasnya. (*/adv)