Jajang berkesimpulan, bahwa produktifitas kopi pada tahun 2025 akan alami peningkatan, pasalnya pertumbuhan batang yang dari kategori B 0 sudah mulai menguat. Bahkan cabang yang kategiri di atasnya juga mendukung, untuk musim depan baik yang B1 hingga B 4.
"Tinggal bagaimana teknik falam memperlakukan pohon kopi, yang dilakukan oleh para petani itu sendiri," tegasnya.
Terpisah Kadis Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan ( DTPHP) kabupaten Malang Ir. Avicenna M. Saniputra M.T. MH, mengungkapkan dengan merosotnya produksi kopi kabupaten Malang, akibat pengaruh iklim (alam) sangat disayangkan.
"Kami menyanyangkan karena pas lagi harga sangat baik (tinggi), sementara kopi yang ada di tangan petani tidak ada," ujarnya.
BACA JUGA:Forkopimda Kota Malang, Sidak Penjualan Pupuk dan Pabrik Rokok
Semua tahu bahwa kopi kabupaten Malang sudah memiliki nama dimanca negara, jadi cukup pantas kalau harga kopi asal Malang siap bersaing dengan kopi dari luar Malang. Tapi karena cuaca dan itu merupakan faktor alam, yang sangat sulit untuk diprediksi. Namun demikian dinas akan terus melakukan pendampingan terhadap petani kopi di wilayah kabupaten Malang.
"Bahkan tidak hanya melakukan oendampingan tapi juga akan membwrikan bantuan mulai dari teknik perawatan dan bantuan pupuk serta bibit yang bagus," papar, Avicenna.
Dalam waktu dekat guna menghadapi musim panen kopi 2025 kedepan, DTPHP akan melakukan bimbingan teknik (Bintek) pada para petani kopi. Dimana bintek GAP dan GMP akan diberikan pada mereka, agar nantinya mereka dalam memberlakukan tanaman kopi semakin bagus dan tepat.
Baru setelah mereka mengikuti bintek, para petani kopi akan mendapatkan bantuan bibit kopi yang bersertifikat. Juga pupuk organik dan NPK. " semua itu dilakukan dinas guna mendorong petani maju, baik dalam segi ilmu maupun perekonomian. Semakin bagus perawatan yang dilakukan, semakin mantap perekonomian yang dihasilkan," tutup Avicenna.(kid)