MALANG, MEMORANDUM - Hampir semua penggemar kopi tahu kualitas dan rasa kopi dari wilayah Kabupaten Malang, baik yang ada di dalam negeri sendiri maupun luar negeri. Tidak diragukan lagi bahwa kopi Malang sudah mencapai wilayah Eropa maupun Amerika karena sejak puluhan tahun lalu sudah dilakukan ekspor.
Namun sayangnya produktifitas 2 tahun terakhir, berkurang produktifitasnya akibat pengaruh cuaca. Dimana pada tahun 2021 cuaca curang hujan yang terjadi cukup tinggi intensitasnya akibat dampak El nina.
Berdasarkan Master Trainer kopi Malang Jajang Soemantri, berkurangnya produktifitas kopi robusta di kabupaten Malang. Disebabkan dua hal yang pokok, akibatnya mempengaruhi produktifitas pohon kopi itu sendiri.
"Kopi sangat terpengaruh besar pada iklim yang kurang mendukung, serta perawatan yang tepat dan benar," ungkap, Jajang Soemantri Master Trainer kopi Malang,
BACA JUGA:Kadin Jatim Ajak Dubes Uni Eropa Nikmati Kopi Malang
Seperti yang diungkapkan, dimana pada tahun 2022 produtifitas kopi berkurang, hal itu disebabkan tingginya curah hujan pada tahun 2021. Sehingga banyak biji kopi mudah alami kerontokan, sehingga mempengaruhi produktifitas tahun 2022, demikian juga dengan produktifitas pada tahun 2023 juga alami hal yang sama.
Demikian juga pada tahun 2023 juga berkurang, karena dampak iklim yang tidak mendukung sehingga berpengaruh pada produksi kopi yang ada. Namun demikian penurunan pada tahun 2023, tidak separah pada tahun 2022. Pasalnya pada beberapa wilayah kecamatan hasilnya cukup bagus, meski tidak sebagus 2 tahun lalu.
"Hal itu di dukung curah hujan yang baik pada wilayah kecamatan tersebut, sehingga penennya ada yang meningkat dan ada juga yang staknan," kata, Jajang.
Memang tanaman kopi itu, lanjut Jajang, butuh perawatan yang baik dan tepat, perawatan yang baik dimaksudkan dalam melakukan pemangkasan cabang. Harus dilakukan waktu yang tepat yaitu seusai panen, sehingga pertumbuhan cabangnya tepat saat waktunya berbunga.
BACA JUGA:Gebyar Kopi dan Kakao Jatim Dongkrak Pemasaran Kopi Malang
Karena masa pencabangan ada beberapa tahapan mulai dari cabang kategori B 0 hingga cabang B 4, dengan begitu setiap cabangnya bisa menghasilkan buah kopi yang cukup maksimal. Akan tetapi semua itu bergantung pada petani,bagaimana perlakuan yang diberikan pada pohon kopi itu sendiri.
Juga tak kalah pentingnya, petani juga harus paham memperlakukan tanaman penaung. Hal itu juga butuh pemahaman dan harus diperlakukan dengan baik, kapan saat dibutuhkan dan kapan tidak dibutuhkan.
Oleh karena itu dalam memperbaiki klon- klon melalui bintek, bagaimana penerapan budidaya kopi yang baik dan benar. Harus dilakukan melalui teknologi tanamannya, mulai dari bulan Januari hingga Desember ada beberapa perlakuan sesuai dengan kebutuhan tanaman.
"Terkait perbaikan tanaman kopi dinas tidak bisa lepas, tetap harus memberikan pendampingan dan bantuan," tuturnya.
BACA JUGA:Pj Wali Kota Batu Support Produksi Kopi