Catatan: Eko Yudiono, Wartawan Memorandum
Tahun ini Persebaya merayakan ulang tahun ke-97. Usia yang cukup tua. Sejak lahir pada 1927 Green Force banyak melalui berbagai rintangan. Juga juara. Tercatat, tim yang didirikan M. Pamoedji ini juara kompetisi sepak bola di level tertinggi pada musim 1987, 1997 dan 2004.
Jika dihitung, tahun ini Persebaya vakum juara 24 tahun. Waktu yang cukup lama. Di bulan ulang tahunnya kali ini, berbarengan dengan Euro 2024 dan Copa America 2024.
Paling tidak, gelaran dua event besar di Benua Eropa dan Amerika itu bisa jadi trigger semangat untuk Persebaya jelang bergulirnya Liga 1 musim baru.
Musim ini, prestasi Persebaya bisa dibilang kurang bagus kalau tidak mau dibilang jeblok. Finish di urutan ke-12 bukanlah prestasi yang bisa dibanggakan. Bahkan bisa dibilang menyedihkan.
Jika hal ini dibiarkan, bukan tidak mungkin Bonek dan fans Persebaya tidak lagi mempunyai pride selama ini dibanggakan. Pride yang selalu digaungkan ketika pemain berjersey Persebaya. Tidak peduli pemain berasal. Dari Sabang sampai Merauke. Dari Nias hingga Pulau Rote,
Pride yang terkadang dibela mati-matian hingga mati sungguhan. Miris memang jika melihat betapa suporter seperti kehilangan akal jika mendung Persebaya.
Semuanya ditinggalkan. Keluarga di rumah hingga pekerjaan. Tidak peduli di mana Persebaya bertanding harus didukung. Meminjam salah satu banner di yang dibentangkan elemen suporter di stadion ‘Persebaya Sampek Kiamat’ jadi ajimat para suporter. Kalah Kudukung Menang Kusanjung. Top!
Memang top. Tapi jika menunggu 24 tahun tidak juara, suporter tentu juga tidak sabar. Lalu, sampai di mana kesabaran suporter dalam mendukung Persebaya? Jawabannya ada di hati dan benak mereka. Yang pasti, suporter sejati tentunya tidak akan lelah dan berhenti memberikan dukungan. Istilahnya sampai kiamat.
Nah, mumpung hari ini ulang tahun ke-97, bijaknya suporter tetap pada jalurnya. Jalur dukungan penuh terhadap tim kebanggaan warga Surabaya. Meski lama tak juara, toh suporter tetap setia.
Lalu apa yang kurang? Bagi suporter, Persebaya menangan dan muaranya juara adalah poin plus. Tidak peduli siapa pengurus dan manajemen di dalamnya. Yang penting, Persebaya juara titik.
Selamat ulang tahun Persebaya. Usia 97 tidak lagi muda. Semoga abadi selamanya. Pengurus, manajemen, pelatih dan pemain bisa datang dan pergi tapi Persebaya tidak akan pernah mati. Persebaya Sampek Kiamat. Semoga. (*)