Busa di Sungai Kalidami Diduga Limbah Domestik dan Turbulensi

Jumat 07-06-2024,10:06 WIB
Reporter : Arif Alfiansyah
Editor : Fatkhul Aziz

SURABAYA, MEMORANDUM - Berdasarkan pernyataan Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Surabaya, Dedik Irianto, busa yang muncul di Sungai Kalidami kemungkinan besar berasal dari limbah domestik, seperti air buangan dari kegiatan mandi dan cuci yang mengandung sabun.

"Air sungai yang di sepanjang daerah alirannya terdapat permukiman penduduk mengalir terbuang ke laut bercampur dengan air limbah domestik ygang mengandung sabun seperti buangan dari hasil mandi dan cuci, " kata Dedik dikonfirmasi Memorandum. 

Dedik menjelaskan bahwa air sungai yang mengalir melalui permukiman penduduk bercampur dengan air limbah domestik sebelum akhirnya dibuang ke laut. Turbulensi yang terjadi di rumah pompa menyebabkan air sungai teraduk-aduk, sehingga busa dari limbah domestik tersebut muncul ke permukaan.

"Busa yang tercampur di air biasanya terjadi karena ada turbulensi dari rumah pompa. Jadi airnya seperti diaduk-aduk sehingga timbul busa, " jelas Dedik. 

BACA JUGA:Busa Tebal Menyelimuti Sungai Kalidami, Warga Kawatir Dampak Kesehatan

Meski demikian, meskipun busa tersebut tidak langsung membahayakan ikan, hal ini tetap menjadi masalah lingkungan yang perlu ditangani. Limbah domestik dapat mencemari air sungai dan mengganggu ekosistem di dalamnya. 

Sebelumnya diberitakan, Sungai Kalidami yang terletak di perkampungan Kalisari, Kecamatan Mulyorejo, dipenuhi busa tebal berwarna putih. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan warga sekitar.

Pantauan di lokasi, busa tersebut menutupi permukaan sungai, bahkan beterbangan terbawa angin ke permukiman warga. 

Menurut Makin, seorang warga Kalidami, fenomena ini sudah terjadi sejak tahun 2003 dan semakin parah seiring dengan meningkatnya kepadatan penduduk di kawasan tersebut. Busa tersebut muncul setiap pintu air dibuka dan menyelimuti permukaan sungai. 

BACA JUGA:BKPH Bluluk Lamongan KPH Mojokerto Ada Dugaan Diuruk Limbah B3

"Kondisi ini sudah sejak lama, " kata Makin. 

Dia menduga busa tersebut berasal dari limbah rumah tangga yang dibuang ke sungai. Di masa lalu, lanjut Makin sebelum menjadi pemukiman padat penduduk, Sungai Kalidami dikenal bersih dan dimanfaatkan oleh warga untuk berbagai keperluan. 

"Namun, kini kondisinya memprihatinkan akibat pencemaran limbah, " akunya. 

Busa yang mencemari sungai Kalidami bukan hanya mengganggu estetika, tetapi juga berdampak negatif pada ekosistem. Ikan-ikan dilaporkan pingsan dan mati akibat terpapar air sungai yang tercemar.

Warga pun merasa cemas dengan kondisi ini, terutama terkait dampak kesehatan dan lingkungan yang lebih serius. Kekhawatiran ini diperparah dengan bau busuk yang menyengat dari air sungai.(alf)

Kategori :