SDN Kramat Sukoharjo 04 Merana Kekurangan Siswa, Pemkab Siapkan Opsi Penutupan

Jember, memorandum.co.id - Nasib sekolah pinggiran yang dialami SDN Kramat Sukoharjo 04 Kecamatan Tanggul sungguh memprihatinkan. Betapa tidak, sekolah yang sudah hampir setahun tidak mempunyai kepala sekolah ini hanya mempunyai 1 guru PNS sebagai guru kelas dan 1 guru SP. "Memang letak sekolah kami jauh dari kota kecamatan, arah utara dari ibu kota kecamatan sekitar 15 kilometer dan menuju sekolah kami harus naik turun perbukitan dengan infrastruktur tanah tidak beraspal," kata Kunti Winarsih, guru PNS satu-satunya di SDN Kramat Sukoharjo 04 saat berbincang dengan memorandum.co.id, Selasa (17/3/2020). Sampai tahun ini, jumlah siswanya hanya ada 8. Dari 8 siswa ini masing-masing kelas 1 dan kelas 2 tidak ada siswa. Kelas 3 hanya ada 2 siswa. Kelas 4 dan 5 masing-masing 1 siswa dan kelas 6 ada 4 siswa. "Kalau kelas 6 yang 4 siswa ini lulus tahun ini maka SDN Sukoharjo 04 hanya ada 4 siswa. Terus bagaimana nasib sekolah kami?" keluh Kunti. Kondisi mengenaskan ini sempat disampaikan Kunti pada Pemkap Jember di acara kongres kepala SD dan SMP negeri di Aula PB Soedirman Pemkab Jember beberapa waktu lalu. Bahkan, keluhan Kunti ini sudah disampikan melalui surat kepada Bupati Jember, Faida melalui Kepala Dinas Pendidikan, Edi Budi Susilo. Menanggapi hal ini, Kepala Dinas Pendidikan Jember mengaku telah mengambil sejumlah langkah. "Langkah pemerintah sesuai dengan ketentuan sekolah yang muridnya sedikit di bawah ketentuan, bila menyikapi SDN Kramat Sukoharjo 04, ini sangat mungkin untuk digabungkan dengan sekolah terdekat," jelas Edi Budi Susilo. Edi menambahkan, di Jember ada 910 SD. Tahun lalu, Bupati Jember membuat kebijakan adanya 2 SD yang dihapus atau ditutup karena sudah tidak ada peserta didik. "Satu SD Suci 04 Kecamatan Panti dan SDN Bagon 04 Kecamatan Puger," ungkap Edi. Untuk kasus SDN Kramat Sukoharjo 04, pihaknya mengaku akan diajukan namun melalui sejumlah tahap. "Nanti akan dikaji kemudian kita usulkan, tidak serta merta ditutup begitu saja ya, harus melalui proses," jelas Edi Budi Susilo.(*)