SURABAYA, MEMORANDUM-KPU Kota Surabaya bersama Komunitas Pemilihan Berintegritas (Pegas) melakukan sosialisasi bertajuk Tantangan Pemilih Masyarakat Pesisir dan Masyarakat Kota dalam Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya 2024.
Kegiatan yang berlangsung di Aula Kantor Kecamatan Bulak tersebut menyasar masyarakat pesisir nelayan. Kegiatan ini sebagai upaya untuk pemerataan informasi dan akses yang adil bagi seluruh pemilih di Kota Pahlawan.
BACA JUGA:Cetak 12 Gol, Messi Tinggalkan Inter Miami
Sosialisasi dibuka secara langsung oleh Dewan Pembina Pegas Refi Ahmad Zuhair. Kemudian dilanjutkan sesi materi oleh tiga narasumber. Yakni, Pemantau Pemilu DPP PA GMNI Arief Supriyono, anggota Komisioner KPU Surabaya Soeprayitno, dan founder De Jong Living Bulak Irfan Basier.
Wakil Ketua Divisi Kajian Politik dan Hubungan Luar Pegas, Fikri Akhdan Aqila menerangkan, kegiatan ini merupakan bagian dari upaya untuk memastikan pemerataan informasi dan akses yang adil bagi seluruh pemilih di Surabaya, termasuk kelompok-kelompok yang rentan menghadapi hambatan dalam berpartisipasi.
BACA JUGA:Misi Berat Messi Mempertahankan Gelar Juara di Copa America 2024
“Dengan diadakannya kegiatan ini, kami berharap bisa membangkitkan semangat partisipasi masyarakat Bulak dalam pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya 2024 mendatang,” ucap Fikri, Minggu, 2 Juni 2024.
Sementara itu, Founder De Jong Living Bulak, Irfan Basier menjelaskan, setidaknya ada dua hal yang perlu diperhatikan menjelang pilwali mendatang.
Pertama, memberikan sosialisasi secara masif sebagai upaya menyukseskan pemilihan. Kedua, hal yang harus diperhatikan adalah memastikan masyarakat terdaftar menjadi pemilih dan hak pilihnya terpenuhi.
BACA JUGA:Ditinggal Messi, Inter Miami Bisa Apa?
“Memberikan sosialisasi secara masif semacam ini menjadi tugas kita bersama sebagai upaya menyukseskan pemilihan. Kedua, hal yang harus diperhatikan adalah memastikan masyarakat terdaftar menjadi pemilih dan hak pilihnya terpenuhi,” jelasnya.
Selain itu, Basier mengungkapkan, ada tantangan dan hambatan yang dihadapi masyarakat pesisir. Misalnya, aksesibilitas TPS, tingkat literasi politik yang rendah, serta isu-isu spesifik wilayah pesisir yang belum mendapat perhatian memadai dari calon-calon pemimpin.
“Tantangan dan hambatan yang dihadapi masyarakat pesisir, seperti aksesibilitas TPS, tingkat literasi politik yang rendah, serta isu-isu spesifik wilayah pesisir yang belum mendapat perhatian memadai dari calon-calon pemimpin,” tandas Basier. (bin)