SURABAYA, MEMORANDUM - Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Surabaya menggelar kampanye Hari Aksi Panas di kawasan Car Free Day (CFD) Taman Bungkul Surabaya, Minggu 2 Juni 2024 pagi.
Kampanye ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya paparan panas berlebih sekaligus cara-cara pencegahannya.
Berbagai pihak dilibatkan dalam kampanye ini, di antaranya Komunitas Surabaya Angklung Percussion, Palang Merah Remaja (PMR), Korps Sukarela (KSR), Duta Lingkungan Tunas Hijau, Komunitas Pekerja Luar Ruang, perwakilan dari pengurus PMI Pusat, PMI Provinsi Jawa Timur, serta Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC).
Ketua PMI Kota Surabaya, Ikhsan, menjelaskan bahwa upaya untuk mengurangi suhu dan meningkatkan kualitas udara di Surabaya telah dilakukan sejak beberapa tahun lalu. Hal ini dilakukan melalui penanaman pohon dan memperbanyak taman di kota.
BACA JUGA:Kapolsek Genteng Siap Amankan Aksi Unjuk Rasa PMII di Gedung Negara Grahadi
"Walaupun suhunya panas, tapi terasa lebih adem di Kota Surabaya," kata Ikhsan.
Meskipun upaya tersebut telah dilakukan, Ikhsan menegaskan bahwa dengan kondisi suhu panas yang ekstrem saat ini, perhatian bersama tetap diperlukan. Kampanye ini dilakukan untuk mengedukasi dan mengajak masyarakat untuk melindungi diri dan keluarga dari dampak suhu panas.
"Kami hari ini juga membagikan banyak bibit tanaman, selain ini sebagai contoh, diharapkan kita bisa bersama-sama memanfaatkan lahan-lahan kosong yang ada di sekitar kita," kata Ikhsan yang juga menjabat Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Surabaya ini.
Salah satu bentuk edukasi yang dilakukan adalah pembagian bibit tanaman kepada masyarakat. Hal ini diharapkan dapat mendorong masyarakat untuk menanam pohon di sekitar tempat tinggal mereka, sehingga dapat membantu mengurangi suhu dan meningkatkan kualitas udara.
BACA JUGA:PMI Kota Pasuruan Kekurangan Stok Darah
Sementara Pengurus Bidang Hubungan Internasional PMI Pusat, Niniek Kun Naryatie, menjelaskan bahwa panas ekstrem dapat menimbulkan dampak krisis kemanusiaan di berbagai sektor, seperti kesehatan, pertanian, dan memperlebar kelompok rentan.
"Kelompok rentan tidak hanya lansia, anak-anak, dan ibu hamil, tetapi juga termasuk pekerja luar ruang seperti ojek, petani, PKL, dan pekerja konstruksi," ujar Niniek.
Karena itu, melalui kampanye aksi ini, pihaknya ingin memberikan kesadaran dan edukasi kepada masyarakat tentang bagaimana cara melindungi diri sendiri maupun keluarga.
"Kita juga berharap PMI di pusat maupun daerah bisa memberikan masukan kepada pemerintah daerah, agar mengeluarkan kebijakan publik yang pro untuk melindungi kelompok rentan ini," pungkasnya. (alf)