Probolinggo, Memorandum.co.id - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Probolinggo Adnan mengatakan angka kemiskinan di Kota Probolinggo menurun. Capaian itu bisa dilihat dari jumlah penduduk miskin Kota Probolinggo dari tahun ke tahun mengalami penurunan. Upaya pemerintah khususnya Pemkot Probolinggo dalam menanggulangi kemiskinan nyata tercatat melalui potret kemiskinannya yang makin sedikit prosentasenya. "BPS mencatat jumlah penduduk miskin pada tahun 2018 mencapai 16,90 ribu jiwa atau sekitar 7,20 persen dan pada tahun 2019 jumlah penduduk miskin turun menjadi 16,37 ribu jiwa atau sekitar 6,91 persen berkurang dari 18. 370 orang menjadi 18. 230 orang, Jadi kalau angka kemiskinan tahun 2019 dikurangi tahun 2018, maka hasilnya menurun sebesar 0,29 persen " tegas Kepala BPS Kota Probolinggo, Adnan, kepada awak media di halaman Kantor Wali Kota Probolinggo, Senin (16/3/20). Dikatakan Adnan, BPS menghitung kemiskinan menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari segi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Dalam prakteknya, BPS menentukan dulu sebuah garis kemiskinan (GK) untuk mengkategorikan seseorang miskin apa tidak. "Garis kemiskinan terdiri terdiri dari dua komponen yaitu Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM). Garis Kemiskinan Makanan (GKM) merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan 2.100 kkal per kapita per hari," terang Andan. Di sisi lain, garis kemiskinan Kota Probolinggo pada Tahun 2019 sebesar Rp.501.505 per kapita per bulan. Dengan rata-rata jumlah anggota rumah tangga sebanyak 3 anggota maka apabila sebuah rumah tangga dengan 3 orang dan pengeluaran konsumsi makan dan non makanannya kurang dari Rp.1.504.515, maka rumah tangga tersebut dinyatakan miskin. "Berdasarkan metode tersebut, maka penurunan kemiskinan di Kota Probolinggo mengindikasikan adanya peningkatan kemampuan penduduk miskin pada tahun 2019 dalam memenuhi kebutuhan hidup minimumnya," ucap Adnan. Lebih jauh, Adnan mengatakan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) secara keseluruhan Kota Probolinggo urutan ke-13 dari 38 kabupaten/kota dengan kategori tinggi tahun 2019 sebesar 73, 27, meningkat dibanding tahun 2018 sebesar 72, 53. "5 tahun terakhir tentang perkembangan IPM di Kota Probolinggo selalu kecenderungannya naik karena dibangun dari indeks kesehatan, indeks pendidikan dan paritas daya beli. Otomatis ada pengaruhnya jika dari tahun ke tahun ada kecenderungan naik," sebutnya. Menanggapi hal tersebut, Wali Kota Hadi Zainal Abidin merasa bersyukur karena angka kemiskinan di Kota Probolinggo menurun 0,29 persen. "Alhamdulilah, setiap tahunnya mengalami penurunan sebesar 8,4 persen, tahun 2018 turun menjadi 7,2 persen, tahun 2019 ini, Alhamdulillah lebih banyak penurunan sehingga posisi diurutan ke-13 dari 38 kabupaten/kota di Jawa Timur," tutur Wali Kota. Kata Wali Kota, bahwa Kota Probolinggo mempunyai program dan kegiatan untuk menanggulangi misalkan, program yang dilakukan Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, dan Dinas Sosial melalui program BPNT untuk keluarga penerima manfaat. "Program yang sudah kita laksanakan itu berdampak adanya penurunan angka kemiskinan. Kedepan bisa melakukan program yang lebih baik lagi, terutama pendidikan dan kesehatan," pungkas Hadi Zainal Abidin.(mhd/yd/gus).
Angka Kemiskinan Kota Probolinggo Turun 0, 29 Persen
Senin 16-03-2020,18:27 WIB
Editor : Agus Supriyadi
Kategori :