Review Barbie: Melebihi Boneka, Melampaui Imajinasi

Jumat 24-05-2024,12:00 WIB
Reporter : Ginza Putri Maharani
Editor : Eko Yudiono

MEMORANDUM-Film "Barbie" (2023) bukanlah film animasi anak-таки (takaki) [usual] seperti yang mungkin dibayangkan banyak orang.

Disutradarai oleh Greta Gerwig, sineas berbakat di balik "Lady Bird" dan "Little Women", film ini merupakan live-action perdana Barbie yang mengejutkan dan menghibur.

Film ini membawa penonton ke Barbieland, dunia plastik berwarna pink yang dihuni oleh para "Barbie" dan "Ken" sempurna. 

BACA JUGA:Jaksa Agung Rotasi 15 Kajati, Ini Daftarnya

Namun, di balik kesempurnaan tersebut tersimpan keganjilan. Barbie (Margot Robbie) merasa tidak puas dengan dunianya yang monoton dan penuh aturan. Ia mendambakan kehidupan yang lebih berarti.

Suatu hari, Barbie secara ajaib terdampar di dunia nyata, dunia yang jauh dari kesempurnaan Barbieland. 

Di sana, ia bertemu dengan karakter lain yang diperankan oleh Ryan Gosling, Issa Rae, Kate McKinnon, dan Will Ferrell. 

BACA JUGA:Warga Babatan Wiyung Jadi Korban Penembakan Pitrus

Perjumpaan ini membuat Barbie mempertanyakan definisi kesempurnaan dan kecantikan.

Film "Barbie" dikemas dengan humor cerdas yang menggelitik. 

Film ini juga tak segan-segan menyindir stereotip gender dan standar kecantikan yang selama ini dikaitkan dengan boneka Barbie.

"Barbie" bukan sekadar film tentang boneka. Film ini merayakan individualitas dan pemberdayaan perempuan. 

Barbie diceritakan sebagai sosok yang cerdas, pemberani, dan mampu menentukan hidupnya sendiri.

Dengan gaya visual yang unik, cerita yang cerdas, dan pesan yang bermakna, "Barbie" menjadi film yang menarik untuk ditonton oleh berbagai kalangan. 

Para penonton yang pernah bermain dengan boneka Barbie di masa kecil akan bernostalgia, sementara penonton dewasa akan diajak untuk berfikir kritis tentang standar kecantikan dan ekspektasi sosial.

Kategori :