SURABAYA-Parasyte: The Grey, serial Netflix adaptasi dari manga dan anime populer karya Parasyte, hadir dengan nuansa kelam dan cerita yang lebih kompleks dibandingkan versi anime.
Serial ini membawa penonton menyelami dunia di mana parasit alien menginvasi tubuh manusia dan menciptakan symbiosis yang ambigu.
Kisah Shinichi Igarashi dan Parasyte Migi
BACA JUGA:Jaksa Agung Rotasi 15 Kajati, Ini Daftarnya
Shinichi Igarashi, seorang remaja biasa, menjadi inang bagi parasit Migi yang menyerang otaknya.
Berbeda dengan parasit lain yang membunuh inangnya, Migi terikat erat dengan Shinichi dan mereka belajar untuk hidup berdampingan.
Serial ini mengikuti perjalanan Shinichi dan Migi dalam menghadapi berbagai tantangan, mulai dari penyesuaian diri dengan symbiosis mereka, pertempuran melawan parasit lain yang berbahaya, hingga pertanyaan tentang moralitas dan kemanusiaan.
BACA JUGA:Semakin Yakin, Ghofur Bacabup Lamongan Dapat Rekom DPP PPP
Eksplorasi Mendalam Tema Moral dan Filosofis
Parasyte: The Grey tak hanya menghadirkan aksi dan ketegangan, tetapi juga mengeksplorasi tema moral dan filosofis yang mendalam.
Serial ini mempertanyakan apa arti menjadi manusia, batas antara manusia dan parasit, dan bagaimana manusia beradaptasi dengan perubahan yang tak terduga.
Perubahan dan Perkembangan Karakter
Dibandingkan versi anime, Parasyte: The Grey menghadirkan perubahan dan perkembangan karakter yang lebih kompleks.
Shinichi digambarkan dengan lebih kelam dan tertekan, dihantui oleh dilema moral dan perjuangan untuk mempertahankan kemanusiaannya.
Migi pun menunjukkan sisi yang lebih emosional dan mulai mempertanyakan keberadaannya sendiri.