Festival Rujak Uleg 2024, Wali Kota Eri Cahyadi: Simbol Kebersamaan Warga Surabaya

Minggu 19-05-2024,18:10 WIB
Reporter : Arif Alfiansyah
Editor : Ferry Ardi Setiawan

SURABAYA, MEMORANDUM - Festival Rujak Uleg 2024 sukses digelar di Balai Kota, Minggu, 19 Mei 2024. Antusiasme masyarakat dari berbagai daerah tidak pernah surut setiap kali Pemkot Surabaya menggelar festival tahunan ini. 

BACA JUGA:Pilkada Kota Malang 2024: Aziz Ingin Wujudkan Malang Maju Bersama PDI-P

Festival Rujak Uleg 2024 yang mengusung tema ‘The History of Rujak Cingur’ ini, juga dihadiri oleh jajaran Forkopimda Kota Surabaya, Perguruan Tinggi hingga tamu delegasi dari berbagai negara. Menariknya, dalam Festival Rujak Uleg hari ini, ada penampilan teatrikal bertema Pasar Suroboyo hingga fashion show busana ‘Akulturasi Budaya Surabaya’. 

BACA JUGA:Kuli Tebang Ditemukan Tewas di Ladang Tebu

Dalam fashion show busana itu, ada sekitar 128 peserta yang diikuti oleh jajaran organisasi perangkat daerah (OPD) Pemkot Surabaya. Masing-masing peserta fashion show itu, memperagakan busana Surabaya European Style, Surabaya Oriental Looks, Surabaya Ampel's Fusion, dan Surabaya Local Pride.

BACA JUGA:Pria Asal Pagesangan Tipu Investor Kain King Koil Rp 5,9 Miliar

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan Wakil Wali Kota Surabaya Armuji tampak hadir dalam festival Rujak Uleg 2024. Mereka berdua hadir di tengah masyarakat bukan sekadar menjadi tuan rumah, akan tetapi juga sebagai pemeran utama dalam teatrikal Pasar Suroboyo. Tak mau ketinggalan, istri Wali Kota Eri Cahyadi, Rini Indriyani turut hadir sekaligus menjadi bagian dari teatrikal tersebut. 

BACA JUGA:PKB Tetap Usung Warsubi

Wali Kota Eri Cahyadi mengungkapkan alasan dipilihnya tema ‘The History of Rujak Cingur’ dalam Festival Rujak Uleg 2024. Menurutnya, rujak uleg adalah simbol dari rasa kebersamaan, toleransi, persatuan, kesatuan, dan gotong royong warga Surabaya.   

BACA JUGA:Pabrik Tas Kaboki Dibakar, Satpam Serahkan Diri

“Tadi kan disampaikan bagaimana cerita teatrikal sedikit, Surabaya diduduki Belanda. Ketika itu, Belanda meminta agar warga pindah dari Kota Surabaya untuk dikuasai. Tetapi, bagaimana warga Surabaya menjadi satu kesatuan mengusir Belanda, dan itu dituangkan di dalam rujak uleg,” ungkap Wali Kota Eri Cahyadi. 

BACA JUGA:Instansi Gabungan Minta Nelayan Setop Bom Ikan

Wali Kota Eri menjelaskan, rujak uleg diibaratkan sebagai Kota Surabaya, yang didalam terdapat berbagai suku, agama, serta lapisan masyarakat menjadi satu bagian. 

BACA JUGA:Caleg Terpilih Harus Mundur jika Maju Pilkada

“Seperti rujak uleg, tanpa ada cingur, maka tidak akan terasa. Tanpa ada petis juga akan hambar. Maka dari itu, Surabaya tanpa ada agama Kristen maka terasa hambar, tanpa ada agama Islam juga tidak akan terasa, tanpa ada agama Buddha juga tidak akan terasa. Begitu pula tanpa ada suku, Tionghoa, Jawa, Madura, semuanya tidak akan terasa, maka itulah Surabaya dibangun atas nama kebersamaan seperti rujak uleg,” jelas Wali Kota Eri. 

Kategori :