Jelang Pergantian Tahun, BI Kediri Paparkan Potensi Perekonomian 2026
Suasana kegiatan Ngopi Nda Bank Indonesia Kediri bersama jurnalis.-Rohmad Sholeh-
KEDIRI, MEMORANDUM.CO.ID - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kediri memaparkan potensi perekonomian tahun 2026 menjelang pergantian tahun dalam kegiatan Ngomongke Inpo Terkini Dengan Media atau Ngopi Nda bersama jurnalis di Kantor BI Kediri, Senin 15 Desember 2025.
BACA JUGA:Pemkab Bojonegoro Terima Penghargaan Ekonomi Syariah dari Bank Indonesia
Kegiatan diskusi tersebut digelar di Hall Lantai Lima Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kediri dan diikuti puluhan jurnalis. Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kediri Yayat Cadarajat memaparkan kondisi perekonomian global, nasional, dan regional Jawa Timur.

Mini Kidi--
Ia menyebutkan perekonomian Jawa Timur dinilai mengalami kinerja lebih baik dibandingkan nasional.
“Pada triwulan III 2025, ekonomi Jawa Timur tumbuh sebesar 5,22 persen, melampaui pertumbuhan nasional sebesar 5,04 persen, dengan kontribusi terbesar berasal dari konsumsi rumah tangga dan investasi,” ujar Yayat Cadarajat.
Yayat Cadarajat menyampaikan proyeksi kondisi perekonomian Jawa Timur pada tahun 2026 akan lebih optimistis dibandingkan tahun 2025. Optimisme tersebut didasarkan pada perbaikan kinerja ekonomi dari triwulan I hingga triwulan III tahun 2025.
“Ke depan kondisi ekonomi diharapkan semakin baik, didukung oleh sejumlah proyek investasi yang sudah siap berjalan,” lanjutnya.
Selain investasi, program pemerintah seperti Makan Bergizi Gratis, Koperasi Merah Putih, dan program korporatisasi petani di Jawa Timur diharapkan mulai memberikan dampak positif. Program-program tersebut diproyeksikan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
“Untuk Kota dan Kabupaten Kediri, diharapkan ke depan kondisi ekonomi juga semakin baik,” ungkap Yayat Cadarajat.
Ia menekankan pentingnya perbaikan manajemen pengeluaran dan alokasi belanja pemerintah daerah. Menurutnya, pengalaman pengelolaan anggaran tahun 2025 perlu menjadi bahan evaluasi.
“Alokasi pembelanjaan perlu ditinjau ulang untuk memastikan dampak yang lebih besar terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat,” tambahnya.
Terkait kemandirian fiskal, Yayat Cadarajat menyebut sebagian besar kabupaten dan kota di Indonesia masih belum mandiri secara fiskal. Kondisi tersebut juga terjadi di wilayah Kediri.
Ia berharap digitalisasi dan elektronifikasi transaksi pemerintah daerah dapat mendorong peningkatan pendapatan asli daerah. Langkah tersebut dinilai dapat mempermudah pembayaran, mengurangi kebocoran penerimaan, serta mendukung perencanaan anggaran.
Sumber:


