umrah expo

Waspada! Ini Cara Mengenali Tanda Angin Puting Beliung Ada di Sekitar

Waspada! Ini Cara Mengenali Tanda Angin Puting Beliung Ada di Sekitar

Ilustrasi--Gemini

SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Cuaca yang tampak tenang bisa tiba-tiba berubah menjadi bencana karena disebabkan adanya fenomena atmosfer ketika perlaihan musim di berbagai daerah di Indonesia, namun minimnya pengetahuan masyarakat terkait tanda angin puting beliung menyebabkan kekhawatiran.

Fenomena Atmosfer merupakan pertemuan antara udara panas dan lembab dari permukaan bumi dengan udara dingin di atas lapisan asmosfer sehingga memyebabkan membentuk pusaran awan besar (culunonimbus) yang memanjang dari awan hingga ke permukaan bumi. 

BACA JUGA:Fakta Unik Lemur, Primata Pemilik 2 Lidah


Mini Kidi--

Menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sidoarjo menyatakan tanda datangnya angin puting beliung yaitu adanya perubahan warna awan putih menjadi hitam pekat, awan berlapis, udara disekitar terasa dingin, dan pepohonan bergoyang dengan perlahan kencnag. 

Gerakan pohon dan debu yang ada disekitar perlahan berputar kencang hingga membentuk pusaran kecil di permukaan tanah ini lah pertanda meningkatnya sirkulasi udara yang biasanya disebut fase awal terjadinya angin puting beliung. 

Penyebab utama terjadinya angin putih beliung ada pada awan besar (culunonimbus) yang menyebabkan cuaca menjadi ekstrem disertai turun hujan lebat, dan kilat. 

BACA JUGA:Ria Busana Resmi Hadir di Kaza City Mall Surabaya Optimis Gairahkan Perekonomian Lokal

Dilansir dari situs resmi Badan Meterorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) angin puting beliung terjadi sekitar 10 menit dengan kecepatan 63 km/jam.

Apabila terjadi angin puting beliung di sekitar, masyarakat diimbau agar segera masuk ke dalam bangunan kokoh, menutup pintu jendela, dan menjauh dari pohon besar atau papan reklame. 

Hal tersebut sebagai upaya menghindari dampak buruk dan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam memahami tanda-tanda datangnya angin puting beliung di lingkungan sekitar. 

BACA JUGA:5 Destinasi Wisata yang Wajib Dikunjungi di Lumajang

Artikel ini ditulis oleh Cahya Fitra Sava Ardhiani, Mahasiswa Magang di Memorandum

Sumber: