Peringati Sumpah Pemuda, Aliansi BEM Surabaya Launching Buku Hingga Kukuhkan Kepengurusan
Aliansi BEM Surabaya merayakan Hari Sumpah Pemuda.--
SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Momentum Sumpah Pemuda menjadi ajang refleksi sekaligus konsolidasi gerakan mahasiswa di Jawa Timur, khususnya di SURABAYA.
Seperti yang dilakukan Aliansi BEM Surabaya. Organisasi mahasiswa ini menggelar rangkaian kegiatan mulai dari pengukuhan kepengurusan, launching buku Reformasi: Belum Usai, rapat kerja hingga simposium Sumpah Pemuda.
BACA JUGA:Hari Sumpah Pemuda di Universitas Muhammadiyah Malang Dimeriahkan Ikrar Tekad Mahasiswa untuk Bangsa

Mini Kidi--
Mengusung tema Dari Kota Pahlawan: Meneguhkan Persatuan Mahasiswa, Menggelorakan Semangat Sumpah Pemuda, kegiatan ini digelar di Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya.
Seluruh perwakilan BEM dari berbagai daerah di Jatim tampak hadir memeriahkan acara, mulai dari Sidoarjo, Tulungagung, Lamongan, Sampang, hingga Pasuruan dan daerah lainnya.
BACA JUGA:Olimpiade Sains Nasional 2025 Jatim Resmi Dibuka di Universitas Muhammadiyah Malang
Dalam sambutannya, Nasrawi selaku Koordinator Umum Aliansi BEM Surabaya sekaligus Presiden BEM UM Surabaya menegaskan bahwa aliansi ini bukan sekadar forum koordinasi, tetapi rumah bersama bagi gerakan mahasiswa lintas kampus di Jatim.
“Aliansi BEM Surabaya adalah wadah, rumah, sekaligus ruang berproses bagi mahasiswa lintas kampus. Surabaya telah menjadi episentrum gerakan mahasiswa di Jawa Timur, tempat lahirnya gagasan, kolaborasi, dan keberanian untuk bersuara. Apalagi Surabaya dijuluki sebagai Kota Pahlawan,” ujar Nasrawi, Minggu, 2 November 2025.
Selain memberikan sambutan, Nasrawi juga secara resmi mengukuhkan formatur kepengurusan Aliansi BEM Surabaya, yang menjadi langkah baru dalam memperkuat struktur dan arah gerakan mahasiswa di Jawa Timur.
BACA JUGA:Ribuan Baju Adat Warnai Upacara Kemerdekaan di Universitas Muhammadiyah Malang
“Kepengurusan ini bukan sekadar struktur administratif, tapi barisan nilai dan tanggung jawab moral mahasiswa Surabaya dalam mengawal arah demokrasi dan masa depan bangsa,” tegas Nasrawi.
Dalam kesempatan tersebut, Nasrawi juga membagikan poin-poin penting dari bukunya Reformasi: Belum Usai, yang menjadi refleksi perjalanan demokrasi Indonesia pasca 1998. Buku ini menyoroti tiga pokok utama.
Yakni, reformasi dan krisis substansi demokrasi, empat pilar kekuasaan dan krisis etika publik, lalu menyoal mahasiswa dan reformasi kedua.
Sumber:


