Wayang Kidulan Suntik Ekonomi Rakyat, Disbudpar Jatim Tegaskan Budaya dan Kreatif Saling Menguatkan

Wayang Kidulan Suntik Ekonomi Rakyat, Disbudpar Jatim Tegaskan Budaya dan Kreatif Saling Menguatkan

Acara Gebyar Budaya Mataraman Wayang Kidulan berlangsung semarak dan disambut antusias masyarakat.--

SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID – Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jatim kembali menegaskan komitmennya dalam melestarikan warisan budaya sekaligus memacu pertumbuhan ekonomi kreatif.

Komitmen tersebut diwujudkan melalui perhelatan Gebyar Budaya Mataraman Wayang Kidulan yang digelar di Pasar Sumoroto, Kabupaten Ponorogo.


Mini Kidi--

Kepala Disbudpar Jatim Evy Afianasari menuturkan, festival ini tidak hanya menjadi ajang hiburan, tetapi juga memiliki makna penting dalam memajukan budaya, menumbuhkan tradisi, serta menggeliatkan nilai ekonomi.

“Melalui sinergi antara Disbudpar Jatim, DPRD Jatim, dan Pemerintah Kabupaten Ponorogo, kita terus berupaya melestarikan serta memajukan budaya lokal. Nilai-nilai luhur dan kearifan tradisi seperti yang terkandung dalam kesenian wayang harus terus hidup lintas generasi,” ujar Evy Afianasari, Minggu 12 Oktober 2025.

BACA JUGA:Puncak HUT ke-57, Golkar Jatim Gelar Wayangan Lakon Arjuna Wiwaha

Acara ini merupakan hasil kolaborasi antara Disbudpar Jatim, Pemkab Ponorogo, DPR RI, dan DPRD Jatim. Gelaran budaya tersebut menampilkan pertunjukan Wayang Kidulan oleh dalang kondang Ki Cahyo Kuntadi.

Kemeriahan acara juga semakin terasa dengan penampilan artis-artis ternama seperti Lusi Brahman, Silvy Kumalasari, Cak Slendro, dan Andik TB, serta berbagai pertunjukan kesenian khas Ponorogo yang sarat nilai-nilai Mataraman.

Evy menegaskan, wayang adalah aset budaya yang memiliki nilai ganda, yakni sebagai tontonan dan tuntunan. Ia menyebut dalam kisah wayang terkandung ajaran tentang kepemimpinan, keadilan, dan kebijaksanaan yang tetap relevan di era modern.

BACA JUGA:Disbudparpora Ponorogo Apresiasi Tradisi Methik Padi Desa Glinggang

Lebih lanjut, Evy menyoroti keterkaitan erat antara pelestarian budaya dan pertumbuhan ekonomi kreatif.

“Ketika seni dan tradisi hidup, maka ekonomi kreatif akan tumbuh. Sebaliknya, saat ekonomi kreatif berkembang, para seniman dan kebudayaan pun makin berdaya,” tegasnya.

Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko menambahkan, kegiatan budaya yang rutin digelar di Bumi Reog terbukti memacu pertumbuhan ekonomi masyarakat.

“Pertumbuhan ekonomi Ponorogo kini tumbuh 6,7 persen,” papar Sugiri.

Ia menilai angka tersebut sebagai bukti nyata dari ekonomi rakyat yang menggeliat. “Kalau ada wayangan maka sindennya laku, dalangnya laku, bahkan tukang rias, pedagang sabun, sampai penjual camilan juga ikut laku. Semua kebagian rezeki,” ujar Kang Giri, sapaan akrabnya.

BACA JUGA:Ciptakan Rasa Aman dan Nyaman Wisatawan, Disbudpar Magetan Siagakan Lakeguard di Sarangan

Sementara itu, Anggota Komisi C DPRD Jatim Pranaya Yuda Mahardhika memuji Ponorogo sebagai daerah yang tidak pernah kehilangan denyut seni.

Ia menyebut Ponorogo tengah diusulkan menjadi kota jejaring dunia dalam bidang ekonomi kreatif oleh UNESCO, melengkapi pengakuan dunia terhadap warisan budaya Reog Ponorogo.

BACA JUGA:Dongkrak Sport Tourism, Wisata Mancing Disbudpar Jatim Dibanjiri Peserta

“Diharapkan, acara ini menjadi agenda rutin yang tidak hanya menghibur, tetapi juga memperkokoh identitas budaya Jawa Timur sebagai pusat kebudayaan Nusantara,” tandas Pranaya.

Acara ini dibuka dengan penyerahan gunungan wayang oleh Anggota Komisi V DPR RI Ali Mufti sebagai simbol dimulainya Gebyar Budaya Mataraman Wayang Kidulan.

Sumber: